Selasa, 09 Agustus 2016

[11] – BERIMAN + AMAL SALEH = BERTAKWA

Beriman saja memang belum menjamin seseorang akan memperoleh surga. Tetapi, ketika keimanan dipadukan dengan amal saleh, Allah telah menjanjikan di banyak ayat akan memberikan balasan surga kepada hamba-hamba-Nya yang demikian.

Seperti telah kita bahas dalam sesi-sesi sebelum ini, keimanan adalah keyakinan yang berpuncak pada komitmen untuk menjalankan ibadah dengan penuh penghayatan dan dengan kualitas terbaik yang bisa kita lakukan. Akan tetapi, baru sekedar “penghayatan”, “keyakinan” dan “komitmen”. 
Belum diamalkan.

Dengan kata lain, keimanan adalah kondisi internal di dalam jiwa kita sendiri. Karena itu perlu dieksternalkan menjadi sebuah amalan saleh. Dan amalan saleh itu akan “kelihatan kualitasnya” jika sudah diuji dengan berbagai cobaan. Itulah sebabnya, Allah berkali-kali mengatakan bakal menguji orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman.

Hanya ujianlah yang bisa membuktikan apakah seseorang itu benar-benar beriman, ataukah sekedar lips service di lisannya belaka. Ketika “dipaksa” menghadapi ujian itulah seorang hamba akan menunjukkan “kelasnya”. Apakah dia bisa tetap bersabar dan ikhlas dalam menjalankan kebajikan seperti yang selama ini digembar-gemborkan? Apakah dia mau berkorban di jalan Allah dan bertawakal hanya kepada-Nya dalam berjihad sebagaimana yang selama ini dia janjikan?

Jika “iya”, maka dia telah melengkapi keimanannya dengan amalan saleh. Keimanannya bukan hanya di mulut melainkan sudah dibuktikan dalam perbuatan. Maka, dia telah naik kelas menjadi orang yang bertakwa. Karena, sesungguhnya “iman + amal saleh = takwa”. Keimanan berbasis pada keyakinan yang bersifat internal, sedangkan ketakwaan berbasis pada amal perbuatan yang bersifat eksternal.

Dalam sejumlah ayat, orang-orang bertakwa diberi janji surga. Sebagaimana orang yang beriman ketika sudah menjalankan amal saleh juga dijanjikan surga.

Qs. Ali Imran (3) : 133
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada SURGA yang luasnya seluas langit dan bumi yang DISEDIAKAN untuk orang-orang yang BERTAKWA.”

Jadi, seseorang yang sudah mencapai tingkatan takwa dijamin masuk surga. Berbeda dengan orang beriman yang masih dipersyaratkan untuk melengkapi dulu dengan amal saleh. Maka, level takwa adalah level “Iman+amal saleh”.

Itulah sebabnya, orang beriman masih diperintahkan untuk meningkatkan keimanannya menjadi ketakwaan, sebagaimana difirmankan Allah dalam ayat berikut ini. Itupun dengan penegasan agar bersungguh-sungguh dalam berproses menuju ketakwaan.

Qs. Ali Imran (3) : 102
“Hai orang-orang yang ber-IMAN, ber-TAKWA-lah kepada Allah dengan SEBENAR-BENAR takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri (muslimun).”

Terkait dengan ibadah puasa ini, Allah juga menegaskan bahwa orang beriman diharuskan berpuasa supaya menjadi BERTAKWA.

Qs. Al Baqarah (2) : 183
“Hai orang-orang yang BERIMAN, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu AGAR kamu BERTAKWA.”

Lagi-lagi, keimanan harus ditingkatkan menjadi ketakwaan. Dan salah satu cara memproses keimanan agar menjadi ketakwaan itu adalah dengan cara berpuasa. Jadi, puasa adalah sebuah amalan saleh. Di dalamnya kita melatih diri untuk menjadi lebih taat beribadah, lebih ikhlas menjalankannya, lebih sabar dalam menghadapi berbagai ujian, lebih dermawan dan berempati kepada kaum dhu’afa, lebih banyak membaca Al Qur’an dan berbagai kebajikan lainnya.

Jika kita berhasil meningkatkan keimanan menjadi ketakwaan, maka ganjarannya adalah kehidupan surgawi, di dunia maupun di akhirat. Bagaimana menurut Anda?