oleh Agus Mustofa pada 23 September 2010 pukul 8:43
Tahukah Anda, apa beda orang yang melakukan proses BERAGAMA dibandingkan dengan sekedar BERILMU AGAMA?
Yang paling mendasar adalah: orang-orang yang melakukan proses
’beragama’ akan mengalami perubahan AKHLAK menjadi lebih baik. Sedangkan yang
melakukan proses ’berilmu agama’ hanya sekedar ’MENGETAHUI’ untuk memperoleh
akhlak yang lebih baik.
Diantara tanda-tandanya adalah sebagai berikut:
1). Orang yang ’beragama’ akan MENERAPKAN setiap petunjuk Allah
dan Rasul-Nya dalam aktivitas sehari-harinya. Sedangkan yang ’berilmu agama’,
hanya untuk memperoleh pengetahuan dan bergaya SOK PINTAR. Atau lulus ujian :(
2). Orang yang ’beragama’ mengorientasikan ilmunya untuk mengubah
PERILAKU, sedangkan yang ’berilmu agama’ untuk pamer hafalan Qur’an dan Hadits,
dan memperoleh PENGAKUAN akan kehebatannya. Sehingga ketika Allah dan Rasul-Nya
mengajari untuk ’JANGAN BERKATA KASAR’ misalnya, QS. 3: 159, dia mengatakan
bahwa dia hafal ayat itu, sambil tetap berkata-kata kasar kepada siapa saja
dengan pilihan kata yang menyakitkan orang-orang yang mendengarnya.
3). Orang yang ’beragama’ menggunakan ilmunya untuk MENASEHATI
orang-orang di sekitarnya dengan SEJUK, sedangkan yang ’berilmu agama’
mendatangi tetangga-tetangganya untuk MENANTANG BERDEBAT sambil menuding-nuding
orang lain SALAH SEMUA, dan dirinyalah yang paling benar.
4). Orang ’beragama’ menyikapi dengan TENANG atas berbagai
perbedaan yang ada, karena memang itulah fitrah makhluk Allah: TIDAK ADA yang
SAMA. Tetapi, orang yang ’berilmu agama’ menanggapinya dengan MENCAK-MENCAK,
dan memaksa semua orang harus sama dengannya. Sementara Rasulullah SAW pun
tidak pernah memaksa para sahabatnya untuk MENJIPLAK dirinya. Abu Bakar, Umar,
Usman & Ali misalnya, tetap saja adalah pribadi-pribadi yang BERBEDA.
5). Orang yang ’beragama’ tidak berani melakukan KLAIM kebenaran,
karena kebenaran itu memang hanya milik Allah,
QS. An-Nahl [16]: 125
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
selebihnya relatif sebagai UPAYA untuk mendekatkan diri kepada SANG MAHA BENAR sambil memohon bimbingan-Nya, sebaliknya orang yang sekedar ’berilmu agama’ selalu melakukan klaim-klaim kebenaran berdasar ’kehebatannya’ tanpa mau mendengarkan pendapat orang lain. Bahkan SUUDHON dengan mengatakan pendapat orang lain tidak berdasar al Qur’an, tidak valid, belum pernah diuji dan tidak pernah sekalipun didiskusikan. Sebuah kesimpulan yang ceroboh, dikarenakan hati yang EMOSIONAL.
QS. An-Nahl [16]: 125
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
selebihnya relatif sebagai UPAYA untuk mendekatkan diri kepada SANG MAHA BENAR sambil memohon bimbingan-Nya, sebaliknya orang yang sekedar ’berilmu agama’ selalu melakukan klaim-klaim kebenaran berdasar ’kehebatannya’ tanpa mau mendengarkan pendapat orang lain. Bahkan SUUDHON dengan mengatakan pendapat orang lain tidak berdasar al Qur’an, tidak valid, belum pernah diuji dan tidak pernah sekalipun didiskusikan. Sebuah kesimpulan yang ceroboh, dikarenakan hati yang EMOSIONAL.
Kawan-kawan, saya kira kita sepakat, bahwa kita sedang berproses
untuk BERAGAMA bukan hanya sekedar ’berilmu agama’. Ilmu yang kita dapatkan
bukan digunakan untuk BERDEBAT mencari kalah/ menang, tetapi untuk berproses
memperbaiki AKHLAK yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan
MENTAUHIDKAN Allah semata.
Sebuah ’kontroversi’ kadang diperlukan untuk MEMBANGUNKAN umat
yang sudah telanjur ’TIDUR’ lama, dan MERASA dirinya sudah HEBAT dan BENAR.
Padahal umat Islam yang dulu TELADAN itu kini sedang dalam kondisi
MEMPRIHATINKAN di semua lini kehidupannya. Sebab utamanya adalah: kebanyakan
kita tidak berproses untuk BERAGAMA melainkan sekedar BERILMU AGAMA.
Ilmu yang kita peroleh juga bukan untuk digunakan menuding-nuding
orang lain yang berbeda dengan kita sambil menyebar VIRUS PERTENGKARAN,
melainkan digunakan untuk MELEMBUTKAN HATI kita bersama dan membangun
PERSAUDARAAN menuju kepada Allah Sang Maha Lembut.
Karena, Allah sungguh ’tidak suka’ kepada orang yang belajar agama
hanya untuk pamer ilmu dan kesombongan, tanpa bisa mengubah akhlak
kesehariannya. Kata Allah seperti keledai yang membawa kitab-kitab di
punggungnya.
QS. Luqman (31): 19
Dan SEDERHANALAH kamu dalam berjalan dan LUNAKKAN SUARAMU.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
QS. Al Jumuah [62]: 5
PERUMPAMAAN orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian
mereka tiada memikulnya (tidak mengamalkan) adalah seperti keledai yang membawa
kitab-kitab yang tebal...
QS. Ash Shaff [61]: 2
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu MENGATAKAN apa yang
tidak kamu PERBUAT?
QS. Al Baqarah [2]: 44
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu
melupakan DIRIMU SENDIRI, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka tidakkah kamu
berpikir?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar