QS. Adz Dzaariyaat [51]:
1-5
Demi (kekuatan) yang menghamburkan
partikel-partikel (dzarrah) sangat halus. Yang (mampu) membawa beban sangat berat.
Lalu mengalir dengan begitu mudah. Kemudian membagi-bagi urusan. Sungguh yang dijanjikan
kepadamu pasti benar.
BAHAN
dasar tubuh malaikat masih menjadi misteri yang belum terungkap sepenuhnya. Meskipun, clue-nya mengarah kepada cahaya. Akan
tetapi, secara sains, bisa mengarah kepada sesuatu yang lebih generik ketimbang
cahaya, yakni dzarrah alias partikel-partikel quantum yang lebih
mendasar.
Sebagaimana
kita ketahui, partikel-partikel quantum itu menjadi media menjalarnya empat gaya
dasar alam semesta. Yaitu, partikel Foton atau cahaya sebagai pembentuk gaya elektromagnetik,
partikel Boson Madya membentuk gaya nuklir lemah, partikel Gluon pembentuk gaya
nuklir kuat, dan partikel Graviton terkait dengan gaya gravitasi alam semesta.
Terkait dengan bahan dasar
malaikat itu, sejumlah ilmuwan muslim menengarai, ada keterkaitan sangat erat antara
malaikat dengan partikel-partikel quantum tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan
kita layak ‘mencurigai’ adanya keterkaitan itu.
1). Malaikat digambarkan sebagai makhluk yang memiliki kecepatan sangat
tinggi, yang ketika mereka bergerak dengan kecepatannya, dimensi ruang dan waktu
mengalami dilatasi relatif terhadap waktu manusia. Sehingga, sangat dimungkinkan,
bahan dasar tubuh malaikat adalah cahaya. Atau, yang setara dengannya.
2). Dalam ilmu Fisika Modern, cahaya berasal dari partikel quantum bernama
foton yang tidak memiliki massa dan muatan listrik, sehingga menjadi sedemikian
ringan dan netral tak terpengaruh muatan listrik. Maka, bicara tentang cahaya sama
dengan berbicara tentang foton.
3). Partikel-partikel quantum itu ternyata bukan hanya foton, melainkan
ada yang disebut gluon, boson madya, dan graviton. Masing-masing bertanggung jawab
atas gaya-gaya dasar yang menyebabkan alam semesta bisa eksis. Kehilangan salah
satu gaya, akan menyebabkan runtuhnya alam semesta.
Tanpa ada boson madya,
tak akan ada partikel-partikel sub atomik.
Tanpa ada gluon, tak mungkin
ada inti atom.
Tak ada foton, tak mungkin
ada interaksi antar atom. dan
Tak ada graviton, tak mungkin
ada benda-benda langit, seperti bintang, galaksi dan planet.
4). Partikel-partikel quantum yang sangat kecil itu di dalam Al Qur’an
diistilahkan sebagai dzarrah. Dan
kemudian menjadi nama salah satu surat Adz
Dzaariyaat yang bermakna ‘partikel-partikel
sangat kecil atau sangat halus’.
5). Maka, tidak menutup kemungkinan bahan dasar penciptaan tubuh malaikat
itu adalah dari partikel-partikel quantum itu. Jadi, bukan hanya foton, melainkan
juga gluon, boson madya, dan graviton. Atau, ‘sesuatu’ yang menjadi kesatuan partikel-partikel
quantum tersebut.
6). Jika dirunut sejarahnya, maka kemunculan partikel foton adalah yang
paling akhir dibandingkan dengan partikel-partikel quantum lainnya. Sebelum kemunculan
foton, dikenal sebagai era gaya-gaya electroweak yang menjadi representasi penyatuan antara
gaya nuklir lemah yang diwakili boson madya dengan elektromagnetik yang diwakili
foton. Dan sebelum electroweak itu, dikenal sebagai era bersatunya antara foton,
boson madya, dan gluon yang mewakili gaya nuklir kuat. Dan paling ujung dari semua
penyatuan itu adalah sesaat setelah terjadinya big bang, dimana semua gaya-gaya dasar
alam semesta itu masih berupa gaya gravitasi yang diwakili oleh graviton, yang kemudian
dikenal sebagai higgs boson ataupun partikel Tuhan.
7). Yang menarik, partikel-partikel quantum itu di dalam Fisika dikenal
sebagai partikel messenger alias partikel utusan. Fungsinya adalah menyampaikan
pesan berupa medan gaya, yang menghasilkan gaya-gaya dasar alam semesta. Dimana
dengan bertumpu pada keempat gaya dasar alam semesta itulah segala peristiwa ini
terjadi. Mulai dari sesaat setelah big
bang dimana segala eksistensi alam
semesta ini diadakan bersamaan dengan partikel-partikel messenger tersebut. Kemudian, semuanya berfluktuasi membentuk
ruang dan waktu, materi dan energi, berdasarkan informasi atau perintah yang dibawa
oleh para partikel utusan itu.
Partikel
Graviton membawa pesan untuk menyampaikan gaya gravitasi yang menyebabkan terbentuknya
ruang dan waktu. Sedangkan, partikel Boson Madya, Gluon dan Foton, membawa pesan
bagi terbentuknya materi dan energi secara bertahap pada skala sub atomik, molekuler,
sampai pada benda-benda dan peristiwa sehari-hari yang berskala sedang.
Sampai sekarang semua gaya
itu masih terus bekerja untuk menjaga eksistensi alam semesta dengan segala peristiwa
yang terjadi di dalamnya. Semuanya bertumpu pada peran messenger particles alias partikel-partikel utusan yang membawa
pesan penciptaan dan pemeliharaan, bahkan penghancuran atas segala benda dan peristiwa
yang terjadi di dalam alam semesta.
Berdasar
pada runtut berpikir di atas, maka tak bisa dimungkiri ada kemiripan yang luar biasa
antara partikel-partikel quantum sebagai messenger antar benda dan peristiwa, dengan para malaikat
yang juga bertugas sebagai utusan – messenger - bagi terselenggaranya drama kolosal alam semesta
sebagai makhluk Allah, Sang Maha Raja, Penguasa jagat semesta.
Rentetan
ayat di atas memberikan gambaran tentang adanya partikel-partikel sangat halus yang
memiliki karakter seperti messenger
particles. Ukurannya sangat halus, sehingga diungkapkan dengan kalimat sumpah
yang menegaskan: wadz dzaariyaati dzarwan
- demi (kekuatan) yang menghamburkan
partikel-partikel (dzarrah) yang sangat halus.
Bagaimanakah
karakter partikel yang halus itu? Adalah partikel-partikel yang mampu membawa ‘beban
berat’, sebagaimana yang dibawa oleh partikel-partikel quantum, yakni membawa medan
gaya yang sangat besar berupa gaya gravitasi, gaya nuklir dan gaya elektromagnetik..!
Wallahu a'lam bissawab.
(Cuplikan dari buku DTM-38,
hlm 149-153. Lanjutannya silakan dinikmati langsung dari bukunya: PASUKAN IBLIS
vs BARISAN MALAIKAT)