Anda pernah lihat tokoh bajak laut bodoh dan sial berjanggut merah dalam serial Asterix? Atau tokoh bajak laut berjanggut merah yang menjadi lawan bagi Kapten Jack Sparrow dalam film 'Pirates of the Caribbean' ? Atau juga tokoh-tokoh antagonis dalam serial bajak laut yang selalu digambarkan berjanggut merah?
Ya. Barbarossa, yang
artinya si Janggut Merah. Tokoh yang satu ini selama berabad-abad selalu
digambarkan dunia Barat sebagai tokoh jahat yang menguasai lautan Mediterania.
Anggapan itu terus berlanjut hingga kini, yang dibungkus dalam film-film
produksi Barat. Tapi apakah kita pernah tahu bahwa bajak laut berjanggut merah
ini sebenarnya adalah seorang muslim yang bernama Khairuddin?
Pada abad ke-XVI
Masehi, negara-negara penjajah dari Eropa berusaha menguasai laut Mediterania
dan menaklukkan beberapa wilayah Islam di Spanyol dan Afrika Utara. Namun usaha
penjajahan itu tidak semudah yang diharapkan, karena muncul seorang
"perompak" swasta yang selalu mengganggu ketenangan kapal-kapal Eropa
tersebut. Kumpulan perompak itu dipimpin oleh dua bersaudara yaitu Aruj dan
Khidr, yang sama-sama berjanggut merah. Merekalah yang kemudian dijuluki
Barbarossa bersaudara.
Barbarossa bersaudara
ini begitu tangguh di lautan, dan perancang strategi yang ulung. Tidak heran
jika kapal-kapal Eropa mengalami kekalahan demi kekalahan. Negeri-negeri Islam
satu per satu dibebaskan. Atas jasanya, kesultanan Turki Utsmani memasukkan
mereka ke dalam angkatan laut Turki.
Bergabungnya
Barbarossa bersaudara ke dalam angkatan laut resmi Turki membuat kekuatan
mereka semakin menjadi-jadi. Kerajaan-kerajaan Kristen Eropa dibuat ngeri
melihat sepak terjang Barbarossa bersaudara ini.
Pada tahun 1518, Aruj
gugur dalam pertempuran di Tlemcen. Namun, kepergian sang kakak tidak membuat
Khidr patah semangat. Kemenangan demi kemenangan yang gemilang membuatnya
diangkat sebagai panglima tertinggi angkatan laut Turki yang bergelar
"Kapudan Pasha". Salah satu kemenangan terbesar Khidr Barbarossa
(yang juga sering disebut Khairuddin Barbarossa) adalah pada tahun 1538 dalam
perang di Preveza, Yunani. Armada Eropa yang terdiri dari 600 kapal Spanyol,
Kekaisaran Romawi Suci, Venesia, Portugis, Genoa, Vatikan, Florence, Malta dan
negara-negara Eropa lainnya yang dipimpin oleh Andre Doria berusaha melumatkan
armada Barbarossa yang jumlahnya hanya sepertiga dari kekuatan musuh. Berkat
kejelian dan strategi Barbarossa, serta semangat jihad yang menyala-nyala dari
pasukan Turki, pasukan Eropa berhasil diluluh-lantakkan, sehingga di akhir
pertempuran, kapal Eropa tinggal tersisa separuh saja. Orang Eropa akan selalu
mengenang kekalahan di Preveza ini sebagai mimpi buruk di mana kerajaan Tuhan
harus kalah menghadapi kaum kafir Islam.
Ada satu pernyataan
menarik dari Khairuddin Barbarossa yang menarik untuk disimak. Ketika seorang
mengatakan kepadanya bahwa orang Eropa menganggapnya sebagai seorang bajak
laut, Khairuddin Barbarossa hanya tersenyum dan menjawab dengan santai tapi
penuh makna: "Jika yang dimaksud dengan bajak laut adalah seorang yang
berjuang membela negeri-negeri Muslim, menyelamatkan kaum Muslimin yang
tertindas, serta memerangi orang-orang yang memusuhi agama Allah, biarlah
seluruh dunia mengetahui bahwa saya seorang bajak laut ......"