Tampilkan postingan dengan label Tony Wang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tony Wang. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 November 2011

Isra' Mira'j

Oleh Tony Wang pada 27 November 2011 pukul 12:17
Benarkah ada Isra’ Mira’j dan Batu Melayang?
Referensi :

Pengantar

Peristiwa Isra' Mira'j adalah peristiwa dimana Nabi Muhammad Pergi kelangit ke 7 dan berdasarkan peristiwa inilah Umat Islam mulai menunaikan shalat 5 waktu. Dibalik itu, terdapat banyak perdebatan mengenai keabsahan peristiwa Isra' Mira'j baik itu mengenai kesaksian, Buraq yang mengantarkannya, hadis yang meriwayatkan, sejarah dibalik peristiwa tersebut dan bahkan beberapa bulan terakhir ini terdapat photo dan email tentang adanya Batu melayang yang sempat mewarnai tidak kurang dari 1280 website dan 284 diantaranya mencantumkan asal photo dan tulisannya.

Artikel ini mengulas seputar:
Batu Melayang dan Ulasannya
Peristiwa Isra'a Mira'j dan Ulasannya
Setalah anda membaca tuntas, maka anda akan dapat menarik kesimpulan mengenai dua hal diatas.

Selamat membaca.
…………………………

Batu Melayang dan Ulasannya

Sebelum mengulas tentang peristiwa Isra'a Miraj, saya ajak anda untuk melihat Photo yang dikatakan sebagai Batu melayang sebagai keajaiban peristiwa Isra'a Mira'j beserta tulisan dari sipengirim photo. Pertanyaannya adalah apa yang ada dibenak anda saat melihat dan membaca itu?

Berikut tulisan pengirim dan photo ini berasal: ady_chy@yahoo.com
<photo id="1" />Ini foto dari teman saya sewaktu melawat Al Aqsa (yg sebenarnya) di Jerusalem,

Subhanallah ……

Foto ini bisa lolos karena tidak diketahui oleh pihak israel yg menjaga tempatnya dengan sangat ketat.

Bukti kebesaran Allah SWT batu tempat duduk Nabi Muhammad SAW Isra Mi'raj

sampai kini masih tetap melayang di udara. Pada saat Nabi Muhammad mau Mi'raj batu tsb ikut, tetapi Nabi SAW menghentakan kakinya pada batu tsb, maksudnya agar batu tsb tak usah ikut. Kisah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW tentang batu gantung tsb yang berada dalam masjid Umar (Dome of the Rock) di Lingkungan Masjidil AQSHA di Yerusalem.

Sampai sekarang mesjid dome of rock ditutup untuk umum, dan Yahudi membuat mesjid lain Al Sakhra tak jauh disebelahnya dengan kubah "emas" (yg sering terlihat di poster2 yg disebarkan ke seluruh dunia dimana2) dan disebut sebagai Al Aqsa, untuk mengelabui ummat islam dimana mesjid Al Aqsa yang sebenarnya, yang Nabi Muhammad SAW pernah sebutkan Al Aqsa sebagai "mesjid kubah biru".

Saat ini mesjid Al Aqsa yg sebenarnya sudah di ambil-alih oleh israel , dan rencananya mau dihancurkan untuk diganti sebagai tempat ibadah mereka karena bersebelahan dengan tembok ratapan.


Dari Muhammad Nashiruddin al-Albani, Buku ke-3, Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu, Gema Insani Press 1999 halaman 584 - 585 hadis nomor 1252 :
"Batu besar adalah batu yang di Baitil Maqdis diatas pohon korma, dan pohon korma berada ditepi sungai dari sungai-sungai didalam surga, dan dibawah pohon korma ada Asiyah istri Fir'aun dan Maryam binti Imron, keduanya mengatur kalung-kalung penghuni surga hingga hari kiamat."

Bagaimana pendapat anda? Tentunya saat anda melihat photo itu, selekasnya ada peningkatan suasana religious di diri anda, lalu anda juga segera menyampaikan pujian-pujian kepada yang maha kuasa dan lebih-lebih lagi ada hadis yang menyatakannya maka anda akan semakin menambah keyakinan anda tentang kebesaran Islam.

Sayang sekali!

Hadis itu diragukan, hadis ini Maudhu', diriwayatkan oleh Ibnu Asakir ( I/274/19 )
dari Ibrahim bin Muhammad, "Telah memberitakan kepada kami Muhammad bin Mukhallad, memberitakan kepada kami Ismail bin Ayyasy dari Tsa'labah bin Muslim al-Khats'ami dari Su'ud bin Abdir Rahman dari Khalid bin Mi'dan dari Ubadah bin Shaamit secara marfu' ", kemudian Ibnu Asakir berkata," Telah diriwayatkan oleh lainnya yang juga dari Khalid, seraya menjadikannya sebagai ucapan Ka'ab."
Adz-dzahabi menuturkan hadis ini dalam rangka mengutarakan otobiografi Muhammad bin Mukhallad ar-Ra'aini al-Himshi. Kemudian ia berkata : "Telah diriwayatkan oleh Abu Bakar Muhammad bin Ahmad al-Wasithi al-Khatib dalam 'Fadhail Bait al-Maqdis' dengan sanad gelap kepada Ibrahim bin Muhammad, dari Muhammad bin Mukhallad dan merupakan berita kedustaan yang jelas" Lebih jauh tentang Muhammad bin Mukhallad ini, adz-Dzahabi berkata : Ia telah menyampaikan hadis-hadis batil …; seraya menuturkan bahwa hadis ini adalah salah satunya.

Didalam kitab al-Lisan Ibnu Hajar mengatakan bahwa menurut Ibnu Adi, Muhammad bin Mukhallad mungkar periwayatannya, dari siapapun diriwayatkannya. Sedangkan ad-Daruquthni mengatakan didalam kitab Gharaa'ib Maalik, "Orang ini ditinggalkan periwayatannya".

Mungkin anda akan berkata: "So what?!, Photo itu sudah merupakan saksi!"

Sayang sekali!

Batu itu aslinya sama sekali tidak melayang bahkan masih berada diatas tanah. Photo itu merupakan hasil rekayasa. Berikut saya sampaikan perubahan-perubahannya

[Kembali ke Pengantar]

Peristiwa Isra'a Mira'j dan Ulasannya

Peristiwa Isra' wal Mi'raj adalah peristiwa perjalanan Nabi Muhamad SAW dari Masjidil Haram ke Masdil Aqsa (Bayt Al-Maqdis) pada 27 Rajab Tahun Kesebelas Kenabian Muhammad SAW. Peristiwa itu terjadi sekitar setahun sebelum Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah (Yatsrib ketika itu). Ketika itu, Rasulullah SAW dalam situasi yang sangat "sumpek", isteri tercinta Khadijah r.a. dan paman telah meninggal dunia. Saat Isra' Miraj lah perintah shalat 5 waktu diturunkan. Peristiwa ini dicatat dalam Al Quran pada surat Al Isra ayat pertama dan juga di beberapa hadis:
subhaana alladzii asraa bi'abdihi laylan mina almasjidi alharaami ilaa almasjidi al-aqshaa alladzii baaraknaa hawlahu linuriyahu min aayaatinaa innahu huwa alssamii'u albashiiru
[17:1] Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847]agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
847: Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.
*) ada yang beranggapan bahwa kata "al-bashiyr" pada akhir ayat, artinya bukan Maha Mengetahui, tetapi Maha Melihat)
Hadis dibawah ini meriwayatkan asal muasal perintah shalat 5 waktu, dimana Allah memberikan perintah kepada Nabi bahwa wajb mendirikan shalat sebanyak 50 kali satu harinya, namun akhirnya berhasil ditawar Nabi Muhammad menjadi sebanyak 5 kali satu hari (Bukhari: Vol.1 Book 8 No.345; Vol.4 Book 54 No.42; Vol.5 Book 58 No.227; dan Vol.9 Book 93 No.608)
Ibn Hazm dan Anas bin Malik berkata: Nabi berkata, "Kemudian Allah memerintahkan shalat 50x pada para pengikutku ketika Aku kembali dengan perintah Allah ini, Aku bertemu dengan Musa yang bertanya padaku, 'Apa yang telah Allah perintahkan pada para pengikutmu?' Aku jawab, 'Ia memerintahkan shalat 50x pada mereka' Musa berkata, 'Balik kembali pada Tuhanmu (dan serukan pengurangan)untuk para pengikutmu yang tidak akan mampu menanggung itu' (Jadi Aku kembali pada Allah dan memohonkan pengurangan) dan Ia mengurangi itu menjadi setengahnya. Ketika aku bertemu Musa kembali dan mengabarkannya tentang itu, Ia berkata, 'Kembali ke Tuhanmu karena pengikutmu tak akan kuat menanggungnya' Jadi, Aku kembali pada Allah dan memohonkan pengurangan lebih lanjut dan setengahnya di kurangi. Lagi aku bertemu dengan Musa dan Ia berkata pada ku:'Kembali kepada Tuhanmu, Para pengikutmu tidak akan kuat menanggungnya. Jadi aku kembali pada Allah dan Allah berkata, 'Shalatlah 5x dan ini setara dengan 50 x [dalam ganjaran] dalam kataku tak akan berubah.' Aku kembali ke Musa dan Ia berkata padaku untuk kembali sekali lagi. Aku menjawab, 'Sekarang Aku merasa malu untuk memohon pada Tuhanku lagi'"
Dari Ayat AQ 17:1 dan hadis dibawah ini juga diketahui bahwa Mesjid Al Aqsa (Bayt Al-Maqdis) telah ada saat itu. Pada Hadis Bukhari dibawah ini diketahui pula jarak antara pembangunan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa yaitu sejauh 40 tahun lamanya.

Vol.4 Book 55 No.585:
Abu Dhaar meriwayatkan:
Aku berkata, "O rasul Allah! Mesjid Mana yang pertama di bangun di muka bumi?" Ia berkata, "Al-Masjid-ul-,Haram (di Mekkah)" Aku berkata, "Yang mana yang dibangun berikutnya?" Ia menjawab, "Mesjid Al-Aqsa (di Jerusalem)." Aku berkata, "Berapa lama jarak periode rekrontruksi di antara keduanya?" Ia katakan, "Empat puluh tahun."[..]" [Juga di Bukhari Vol.4 Book 55 No.636]

Berdasarkan buku SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL, yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah, Penerbit PUSTAKA JAYA, Jln. Kramat II, No. 31 A, Jakarta Pusat Cetakan Kelima, 1980, Seri PUSTAKA ISLAM No.1, diceritakan sebagai berikut:
Masa berkabung terhadap Khadijah itupun sudah pula berlalu. Terpikir olehnya akan beristeri, kalau-kalau isterinya itu kelak akan dapat juga menghiburnya, dapat mengobati luka dalam hatinya, seperti dilakukan Khadijah dulu. Tetapi dalam hal ini ia melihat pertaliannya dengan orang-orang Islam yang mula-mula itu harus makin dekat dan perlu dipererat lagi. Itu sebabnya ia segera melamar puteri Abu Bakr, Aisyah. Oleh karena waktu itu ia masih gadis kecil yang baru berusia tujuh tahun, maka yang sudah dilangsungkan baru akad nikah, sedang perkawinan berlangsung dua tahun kemudian, ketika usianya mencapai sembilan tahun. Sementara itu ia kawin pula dengan Sauda, seorang janda yang suaminya pernah ikut mengungsi ke Abisinia dan kemudian meninggal setelah kembali ke Mekah.

Pada masa itulah Isra' dan Mi'raj terjadi. Malam itu Muhammad sedang berada di rumah saudara sepupunya, Hindun puteri Abu Talib yang mendapat nama panggilan Umm Hani'. Ketika itu Hindun mengatakan:

"Malam itu Rasulullah bermalam di rumah saya. Selesai salat akhir malam, ia tidur dan kamipun tidur. Pada waktu sebelum fajar Rasulullah sudah membangunkan kami. Sesudah melakukan ibadat pagi bersama-sama kami, ia berkata: 'Umm Hani', saya sudah salat akhir malam bersama kamu sekalian seperti yang kaulihat di lembah ini. Kemudian saya ke Bait'l-Maqdis (Yerusalem) dan bersembahyang di sana. Sekarang saya sembahyang siang bersama-sama kamu seperti kaulihat."

Kataku: "Rasulullah, janganlah menceritakan ini kepada orang lain. Orang akan mendustakan dan mengganggumu lagi!"

"Tapi harus saya ceritakan kepada mereka," jawabnya.

Orang yang mengatakan, bahwa Isra' dan Mi'raj Muhammad 'alaihissalam dengan ruh itu berpegang kepada keterangan Umm Hani' ini, dan juga kepada yang pernah dikatakan oleh Aisyah: "Jasad Rasulullah s.a.w. tidak hilang, tetapi Allah menjadikan isra' itu dengan ruhnya.". Juga Mu'awiya b. Abi Sufyan ketika ditanya tentang isra' Rasul menyatakan: Itu adalah mimpi yang benar dari Tuhan.

Apa yang dikatakan Muhammad kemudian menimbulkan kesangsian juga pada beberapa orang pengikutnya, pada orang-orang yang tadinya sudah percaya. Mereka banyak yang mengatakan: Masalah ini sudah jelas. Perjalanan kafilah yang terus-meneruspun antara Mekah-Syam memakan waktu sebulan pergi dan sebulan pulang. Mana boleh jadi Muhammad hanya satu malam saja pergi-pulang ke Mekah?!

Tidak sedikit mereka yang sudah Islam itu kemudian berbalik murtad. Mereka yang masih menyangsikan hal ini lalu mendatangi Abu Bakr dan keterangan yang diberikan Muhammad itu dijadikan bahan pembicaraan.

"Kalian berdusta," kata Abu Bakr. "Sungguh," kata mereka. "Dia di mesjid sedang bicara dengan orang banyak."

"Dan kalaupun itu yang dikatakannya," kata Abu Bakr lagi, "tentu dia bicara yang sebenarnya. Dia mengatakan kepadaku, bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu malam atau siang, aku percaya. Ini lebih lagi dari yang kamu herankan."

Abu Bakr lalu mendatangi Nabi dan mendengarkan ia melukiskan Bait'l-Maqdis. Abu Bakr sudah pernah berkunjung ke kota itu. Selesai Nabi melukiskan keadaan mesjidnya, Abu Bakr berkata: "Rasulullah, saya percaya.". Sejak itu Muhammad memanggil Abu Bakr dengan "AshShiddiq."

Asra, sura dan isra', harfiah berarti "perjalanan malam hari" (LA). 'Araja berarti naik atau memanjat. Mi'raj harfiah tangga (N) (A).
AshShidiq = Yang tulus hati, yang sangat jujur
Dari al-Tabari vol.9 hal.140-141, Mohamad merencanakan pernikahan itu, namun berakhir dengan tidak adanya pernikahan dengan 'Umm Hani' binti Abi Talib [Hind] karena ia (umm Hani) mengatakan bahwa ia sudah mempunyai anak. Hal ini tidak konsisten dimana Umm Hani’ menjadi seorang Islam sebelum atau setelah Muhamad memintanya menikah dengannya. (al-Tabari vol.39 hal.197 dan catatan kaki 857 hal.197)
Kisah perjalanan Nabi dari rumah Umm’ Hani diuraikan pula di Ibn Sa'd's Al-Tabaqat Al-Kabir Volume I: translated by S. Moinul Haq, M.A., PH.D assisted by H.K. Ghazanfar M.A.; Kitab Bhavan Exporters & Importers, 1784 Kalan Mahal, Daryaganj, New Delhi - 110 002 India; pg. 246-248
Dari hadis-hadis sahih, kita ketahui bahwa perjalanan menuju langit ke 7 dilakukan dengan mengendari Buraq:

Hadis Muslim book 1 no.309
"[..]Aku dibawa dengan Buraq, sejenis binatang putih dan panjang, lebih besar dari keledai namun lebih kecil dari bagal[..]
Hadis Bukhari, Vol.4 Book 54 No.429,
"Al-Buraq, binatang berwarna putih, lebih kecil dari bagal dan lebih besar dari keledai dibawa oleh ku dan aku berangkat dengan jibril"
Hadis Bukhari Vol.5 Book 58 No.227:
Kemudian binatang putih yang lebih kecil dari bagal dan lebih besar dari kedelai dibawakan kepadaku" (atas ini Al-Jarud bertanya, "Apa itu Buraq, O Abu Hamza?" I (Anas) menjawab dengan persetujuan). Nabi berkata, "Kaki binatang itu (begitu besarnya) mencapai titik terjauh yang dapat di capai oleh pandangan binatang. Aku di bawa diatasnya, dan gabriel berangkat bersamaku hingga kami mencapai langit terdekat.
Nabi, di setiap langit yang di singgahinya, bertemu banyak Nabi lain yang telah wafat, yaitu pada langit ke:
Adam yang di kanan dan kirinya ada jiwa-jiwa keturunannya, dimana di sebelah kanan penghuni Surga dan disebelah kiri penghuni neraka [Muslim book 1 no.313; Bukhari Vol.1 Book 8 No.345]
Yesus [Muslim book 1 no.314]. Isa dan Yahya [Muslim Book 1 no.309 dan Bukhari Vol.4 Book 54 No.429; Vol.5 Book 58 No.227]. Idris [Bukhari Vol.9 Book 93 No.608
Yahya dan Yusuf [Muslim book 1 no.314 ]. Yusuf [Muslim Book 1 no.309 dan Bukhari Vol.4 Book 54 No.429, Vol.5 Book 58 No.227]
Idris [Muslim book 1 no.309 dan 314 dan Bukhari Vol.4 Book 54 No.429, Vol.5 Book 58 No.227]. Harun [Bukhari Vol.9 Book 93 No.608]
Harun [Muslim book 1 no.309 dan 314 dan Bukhari Vol.4 Book 54 No.429, Vol.5 Book 58 No.227]
Abraham [Muslim Book 1 no.313 dan Bukhari Vol.1 Book 8 No.345, Vol.9 Book 93 No.608]. Musa [Muslim book 1 no.309 dan 314 dan Bukhari Vol.4 Book 54 No.429, Vol.5 Book 58 No.227]
Musa [Bukhari Vol.9 Book 93 No.608]. Abraham [Muslim book 1 no.314 dan Bukhari Vol.4 Book 54 No.429, Vol.5 Book 58 No.227]
Nabi jugga melihat sungai Nil dan Efrat:
Di langit ke-2 [Bukhari Vol.9 Book 93 No.608]
Di langit ke-7 [Muslim book 1 no.314 dan Bukhari Vol.4 Book 54 No.429, Vol.5 Book 58 No.227].
Di langit, namun tidak disebutkan langit keberapa [Muslim Book 040 no.6807 dan Bukhari Vol.7 Book 69 No.514]
Apa yang menarik dari peristiwa Isra' Miraj di atas?

Pertama,
Keberadaan Nabi saat peristiwa tersebut terdapat beberapa variasi kisah, yaitu ada dikatakan bahwa Nabi sedang berada di rumah saudari sepupunya sampai fajar menjelang (Saat itu hindun, baru saja ditinggal wafat oleh suaminya dan menurut Tabari Hindun (Umm' Hani, sempat dipinang oleh Nabi namun tidak jadi)
Terdapat kisah yang menyatakan bahwa Nabi ada di rumahnya (Bukhari Volume 1, Book 8, Number 345, Volume 4, Book 54, Number 429)
Dan ada pula dikisahkan bahwa Saat itu Nabi berbaring antara Al-Hatim or Al-Hijr (Bukhari Volume 5, Book 58, Number 227)
Kedua,
Saat peristiwa itu terjadi apakah Nabi apakah tertidur, diantara keduanya atau dalam keadaan sadar?
Tertidur/mimpi, disebut di Volume 9, Book 93, Number 608,
Diantara keduanya:Bukhari Volume 4, Book 54, Number 429
Tidak tidur/Sadar disebut di Ibn Sa'd's Al-Tabaqat Al-Kabir Volume I, Bukhari Volume 1, Book 8, Number 345, Volume 5, Book 58, Number 228, Volume 5, Book 58, Number 227, Tafsir Ibn Kathir: pg. 572-573)
Ketiga,
Kesahihan naik Buraq sudah terjamin di Hadis Muslim 1:309, Bukhari Volume 4, Book 54, Number 429, Bukhari Volume 5, Book 58, Number 227 dan Ibn Sa'd's Al-Tabaqat Al-Kabir Volume I namun tidak ada satupun kisah mengenai mahluk Buraq tersebut muncul di AQ padahal banyak binatang2 disebutkan di AQ misalnya semut, Ular, Kuda, domba, unta, kera, babi dan lainnya. Buraq seyogyanya mendapatkan sesuatu hal yang khusus namun entah mengapa Allah tidak berkenan untuk menyebutkannya.

Keempat,
Quran menginformasikan bahwa Surga dan Neraka hanya di buka saat kiamat tiba dan sebelum itu semua manusia yang mati ditempatkan di alam kubur/Barzakh [AQ 6:93, 9:101, 18:99, 22:7, 23:101-104, 27:82-90, 39:67-75, 40:46, 56:1-56, 75:1-14, 79:34-41, 101:1-11]

Dimana jelas disebutkan bahwa Allah hanya membangkitkan Adam beserta keturunannya saat kiamat tiba dan kemudian di sidang untuk mendapatkan ganjaran surga atau neraka.
wa-anna alssaa'ata aatiyatun laa rayba fiihaa wa-anna allaaha yab'atsu man fii alqubuuri
[22:7] dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.

tsumma innakum yawma alqiyaamati tub'atsuuna
[23:16] Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.

waqaala alladziina uutuu al'ilma waal-iimaana laqad labitstum fii kitaabi allaahi ilaa yawmi alba'tsi fahaadzaa yawmu alba'tsi walaakinnakum kuntum laa ta'lamuuna
[30:56] Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya)."

nnaa lananshuru rusulanaa waalladziina aamanuu fii alhayaati alddunyaa wayawma yaquumu al-asyhaadu
[40:51] Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),

qaala anzhirnii ilaa yawmi yub'atsuuna
[7:14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya529 sampai waktu mereka dibangkitkan".
529: Maksudnya: janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.

qaala rabbi fa-anzhirnii ilaa yawmi yub'atsuuna
[15:36] Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan797,
797: Maksudnya Iblis memohon agar dia tidak diazab dari sekarang melainkan diberikan kebebasan hidup sampai hari berbangkit.

qaala ara-aytaka haadzaa alladzii karramta 'alayya la-in akhkhartani ilaa yawmi alqiyaamati la-ahtanikanna dzurriyyatahu illaa qaliilaan
[17:62] Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".

fa-azallahumaa alsysyaythaanu 'anhaa fa-akhrajahumaa mimmaa kaanaa fiihi waqulnaa ihbithuu ba'dhukum liba'dhin 'aduwwun walakum fii al-ardhi mustaqarrun wamataa'un ilaa hiinin
[2:36] Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu38 dan dikeluarkan dari keadaan semula39 dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."
 Namun Hadis sahih yang merekam ucapan nabi sendiri JUSTRU MENYATAKAN HAL SEBALIKNYA, yaitu penghuni surga dan neraka sudah ada saat itu dan bahkan banyak sekali!

Menariknya,
Jibril yang ketika itu dapat mengenali Nabi-nabi yang telah wafat lama namun ternyata TIDAK MAMPU mengenali Ayah dan Ibu Nabi, kakek nabi dan BAHKAN paman Nabi Abu Thalib (wafat dengan jarak berdekatan dgn Khadijah) yaitu < 1 tahunan dari peristiwa Isra' Mira'j ini, di mana mereka semua ada di neraka [seharusnya terlihat ada di sebelah kiri Adam]!
Ayahanda dan Ibunda Muhammad dinyatakan masuk Neraka krn tidak memuja Allah. Saat ibundanya wafat, Muhammad berumur 6 tahun:

"Dari Anas, bahwa seorang laki-laki pernah bertanya, "Ya Rasulullah ! Di manakah tempat ayahku ?" Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Di Neraka!"

Maka tatkala orang itu berpaling hendak pergi, beliau memanggilnya, lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya bapakku dan bapakmu tempatnya di neraka" [Hadits shahih Riwayat Muslim juz I halaman 132 dan 133. Periksa kitab Qaa'idatun Jalilah At-Tawassul wal Wasilah, halaman 8 cetakan tahun 1977 Lahore-Pakistan, oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah]

"Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ziarah ke kubur ibunya, lalu ia menangis yang menyebabkan orang-orang disekelilingnya (para shahabat) turut menangis.

Lalu beliau bersabda, 'Aku meminta izin kepada Tuhanku supaya aku dibolehkan untuk memohonkan ampun baginya, tapi tidak diizinkan bagiku.

Lalu aku meminta izin supaya aku dibolehkan menziarahi kuburnya, maka diizinkan bagiku. Oleh karena itu ziarahilah kubur-kubur itu, karena menziarahi kubur itu dapat mengingat mati" [Hadits shahih Riwayat Muslim (3/65), Abu Daud (no 3234), Nasa'i (2/72), Ibnu Majah (no. 1572), Baihaqi (4/76), Ahmad dan Thahawi (3/189), Periksalah kitab : Tafsir Ibnu Katsir jilid 2 halaman 393, 394 dan 395, Ahkamul Janaaiz halam 187, 188 masalah ke-121 oleh Muhaddits Syaikh Muhammadn Nashiruddin Al-Albani]

"Dari Buraidah, ia berkata, "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan/safar, lalu beliau turun bersama kami, sedangkan kami pada waktu itu mendekati seribu orang.

Kemudian beliau shalat dua rakaat (mengimami kami), setelah selesai beliau menghadapkan wajahnya kepada kami sedangkan kedua matanya mengalir air mata.

Lalu bangkitlah Umar bin Khaththab menghampirinya dan berkata. 'Ya Rasulullah, mengapakah engkau (menangis)?'

Beliau menjawab, 'Sesungguhnya aku telah meminta kepada Tuhanku Azza wa Jalla untuk memohon ampunan bagi ibuku, akan tetapi Ia tidak memberiku izin kepadaku, maka dari itulah mengalir air mataku karena kasihan kepadanya yang ia termasuk (penghuni) neraka". [Hadits shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Hakim (1/376), Ibnu Hibban (no. 791), Baihaqi (4/76) dan Tirmidzi]

Juga dari 2 (dua) hadis mursal di bawah ini, sebagai asbabunuzul AQ 2:119,

"Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka"

Hadis:
Rasulullah SAW bersabda: "Betapa inginnya aku tahu nasib ibu bapakku." Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 119). Rasulullah SAW tidak menyebut-nyebut lagi kedua ibu bapaknya hingga wafatnya. [Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari atTsauri, dari Musa bin 'Ubaidah yang bersumber dari Muhammad Ibnu Ka'b al-Qarzhi]

Rasulullah SAW pada suatu hari berdoa. "Di mana kedua ibu bapakku kini berada?" Maka Allah turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 119) [Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Juraiz yang bersumber dari Dawud bin Abi 'Ashim]

Pasca meninggal Ibunya, Muhammad dirawat Kakeknya, Abu Muttalib dan iapun wafat ketika Muhammad berusia 8 tahun. Sejak itu ia di rawat Pamannya, Abu Talib, yang juga nantinya menikahkannya dengan Khadijah.

Abu Talib wafat tidak memeluk Islam, Hingga saat terakhirnya ia menolak menerima Allah dan tetap mengikuti agama Abu Muttalib [Riwayat Said bin Al-Musaiyab dari ayahnya, Sahih Bukhari Vol.2 Book 23 No.442 turunya At taubah 9:113; Riwayat Musaiyab Vol.5 Book 58 No.223, Vol.6 Book 60, No.295 dan riwayat said bin Al Musaiyab Hadis Muslim book 1 No.36 turunnya Attaubah 9:113 dan Al qasash 28:56; Riwayat Abu huraira Hadis Muslim book 1 No.37, No.38 turunnya Al Qasash 28:56]
Informasi mengenai surga dan neraka telah ada sebelum kiamat dilaporkan dalam berbagai Hadis dari perawi2 yang berbeda-beda yang justru saling bertentangan dengan Al quran sendiri, yang mana yang benar diantara dua hal itu? dan mengapa malah saling bertentangan?

Kelima,<photo id="5" />
Bagaimana mungkin sungai Nil dan Efrat sumbernya dari langit? Ini hanya dimungkinkan jika Langit hanya berbentuk kubah di bumi yang datar!!!

[13:2] Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.

Tafsir Ibn kathir untuk ayat [13:2],
Allah, mengangkat para langit tanpa pilar & mengangkat para langit tinggi jauh diatas Bumi

berkenaan dengan kalimat (menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan) adalah seperti yang Allah maksudkan di surat 36:38 (dan matahari berjalan ditempat peredarannya) Ada dua pendapat dan semuanya mengatakan Matahari dan bulan yang bergerak. 'arsy adalah atap dari ciptaan dan tidak berbentuk BULAT seperti banyak di klaim oleh astronomer. Lebih seperti KUBAH yang di topang oleh pilar. Menurut Nabi sebagaimana diriwayatkan Abu Dharr:
Ketika senja [magrib], Nabi bertanya padaku, "Apakah kau tau kemana Matahari itu pergi (saat Magrib)?! Aku jawab, "Allah dan rasulnya yang lebih tau." Ia jawab, "Ia berjalan [travel] hingga kelelahan [bersujud] sendiri dibawah 'Arsy dan mohon ijin untuk terbit kembali, dan di ijinkan dan kemudian (waktunya akan tiba) ketika hendak bersujud tapi sujudnya ngga diterima dan memohon ijin untuk bergerak di jalurnya namun ngga di ijinkan, ia diperintahkan untuk kembali ketempatnya dateng dan ia akan terbit dari barat. Itulah penafsiran dari sabda Allah "dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (AQ 36:38) [Bukhari Vol.4 Book 54 No.421; Vol. 6, Book 60, No.327; Vol. 9, Book 93, No.520, No.528, juga di Sahih Muslim Book 001 No.0297]

'Ada pilar namun tidak dapat kamu lihat' menurut Ibn `Abbas, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan beberapa lainnya.

Iyas bin Mu`awiyah, "Langit itu seperti kubah di atas bumi', artinya tanpa tiang. Serupa seperti Qatadah katakan

Ibn Kathir menyatakan bahwa pendapat terakhir [Iyas bin Mu'awiyah] adalah lebih baik mengingat Allah juga menyatakan di ayat lainnya [22:65] yaitu ‘Dia menahan langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya?’

Di Tanwîr al-Miqbâs min Tafsîr Ibn ‘Abbâs untuk surat 65:12, mengatakan (Allah-lah yang menciptakan tujuh langit) satu di atas yang lainnya seperti KUBAH, (dan seperti itu pula bumi) tujuh bumi tapi mereka DATAR
Keenam,
Nabi mengatakan telah ada Masjid Aqsa (Bayt Al-Maqdis) saat melakukan perjalanan Isra' Mira'j (622 masehi). Hadis Bukhari Volume 4, Book 55, Number 585, Bukhari Volume 4, Book 55, Number 636 sudah menyatakan bahwa Masjid Aqsa (Bayt Al-Maqdis) dibangun lebih lambat 40 tahun dari Masjidil Haram.

Sejarah menyatakan bahwa sampai dengan meninggalnya Nabi, Mesjidil Aqsa ternyata masih belum dibangun. Ketika Khalifah Umar menaklukan Yerusalem, Ia kemudian sholat di tempat yang dulunya merupakan Bait Sulaiman. Bangsa Roma menghancurkan kuil ini pada 70 Masehi. Sejak saat itu, tidak ada kuil, gereja atau masjid di tempat itu. Tapi kemudian setelah Calif Abd-Malik ibn Marwan dilakukan pendirian Dome of the Rock yang dilakukan pada tahun 691 masehi, atau 72 tahun sesudah tahun hijrah. Masjidil Aqsa itu dibangun tepat di atas reruntuhan Temple Mount pada akhir abad 7 ("The Concise Encyclopedia od Islam", Harper & Row, 1989, halaman 46-102)

Masjidil Haram (Kabah) dibangun oleh Ibrahim (hidup sekitar tahun 2000 SM). Dan Bait Sulaiman (sekarang Masjidil Aqsa) dibangun pada tahun 958-951 SM oleh nabi Sulaiman. Dengan demikian seharusnya terdapat selisih waktu sekitar 1040 tahun antara pembangunan 2 bangunan ini.
... Many scholars take this as evidence to support the view that Ibrahim WAS THE FIRST ONE to build the House and that IT WAS NOT BUILT BEFORE HIS TIME... (Tafsir Ibn Kathir-Abridged Volume 6 Surat Al-Isra', Verse 39 to the end of Surat Al-Mu'minun, first edition July 2000, p. 554)
Ibn Kathir mengatakan dimanapun bahwa Nabi Ibrahim-lah yang pertamakali membangun Ka'bah:
It has been said that it was Adam who first built it. Such a statement comes down in a hadith that is marfu' and came on the authority of 'Abd Allah b. 'Amr; Ibn Lahi'a is one of its chains of authorities and he is an authority considered daif, weak.

The most credible of sttaements is that Abraham, al-Khalil, "the true friend", peace be upon him, was the first who built it, as reported above. Simak b. Harb so related, from Khalid b. 'Ar'ara back to 'Ali b. Abu Thalib who said, "Then it collapsed, was rebuilt by al-'amaliqa 'the giants', fell down and was built again by Jurhum; thereafter it collapsed and was rebuilt by Quraysh." (Ibn Kathir, The Life of the Prophet Muhammad (Al-Sira al-Nabawiyya), translated by Professor Trevor Le Gassick, reviewed by Dr. Ahmed Fareed [Garnet Publishing Limited, 8 Southern Court, south Street Reading RG1 4QS, UK; The Center for Muslim Contribution to Civilization, 1998], Volume I, p. 119)

it is Solomon - peace be upon him - who built the Farthest Mosque is the narration of al-Nasâ'î from the hadîth of cAbd Allâh Ibn 'Amr Ibn al-'Âs ATTRIBUTED TO THE PROPHET WITH AN AUTHENTIC ISNAD that "When Solomon built Bayt al-Maqdis he asked God the Most High for three things etc." and in al-Tabarânî from the hadîth of Râfi' Ibn 'Umayrah that "David - peace be upon him - started building Bayt al-Maqdis but God inspired him: I shall accomplish its building with Solomon
Ayat AQ dibawah ini pun menyatakan bahwa Ibrahim yang membangunnya
wa-idz ja'alnaa albayta matsaabatan lilnnaasi wa-amnan waittakhidzuu min maqaami ibraahiima mushallan wa'ahidnaa ilaa ibraahiima wa-ismaa'iila an thahhiraa baytiya lilththaa-ifiina waal'aakifiina waalrrukka'i alssujuudi
[2:125] Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim89 tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
89: Ialah tempat berdiri Nabi Ibrahim a.s. diwaktu membuat Ka'bah.

wa-idz qaala ibraahiimu rabbi ij'al haadzaa baladan aaminan waurzuq ahlahu mina altstsamaraati man aamana minhum biallaahi waalyawmi al-aakhiri qaala waman kafara faumatti'uhu qaliilan tsumma adtharruhu ilaa 'adzaabi alnnaari wabi/sa almashiiru
[2:126] Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".

wa-idz yarfa'u ibraahiimu alqawaa'ida mina albayti wa-ismaa'iilu rabbanaa taqabbal minnaa innaka anta alssamii'u al'aliimu
[2:127] Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Cerita di atas adalah menurut Quran, yang pun ternyata TIDAK BENAR selisih dari kedua bangunan itu adalah 40 tahun.

Berikut di bawah ini adalah sekelumit ringkasan dan kutipan tulisan Dr. Rafat Amari.

Menurut penelitiannya, yang membangun Ka'bah BUKANLAH Ibrahim namun seorang yang bernama Asa’d Abu Karb, pemimpin suku yaman yang memerintah antara tahun 410 M - 435 M [Al-Azruqi, Akhbar Mecca, 1:173; Yaqut al-Hamawi, Mujam al-Buldan, 4:463].

Ia juga menyatakan bahwa tulisan penulis sejarah Islam yaitu Ibn Ishaq dan rekan-rekannya TIDAK BENAR dalam menceritakan kisah suku Jurhum:
Setelah Nabaioth, suku Jurhum adalah penghuni Mekah pada jaman Abraham, bertangungjawab melayani tempat pemujaan di Mekah. Menurut kisah tersebut, mereka melayani sampai suku Khuzaa’h datang dari Yaman. Hal itu terjadi setelah dam di Ma’rib mulai menunjukan tanda2 kerusakan dan terusirlah mereka.

Kisah itu berlanjut bahwa ketika suku Khuzaa’h tiba di Mekah, mereka mengalahkan Jurhum. Jurhum kemudian meninggalkan Mekah untuk menyembunyikan batu hitam dari kuil pemujaan dan 2 rusa emas. Mereka menyembunyikan benda2 tersebut di mata air yang disebut sebagai Zamzam, kemudian menutupi mata air tersebut, batu tersebut dan rusa2 dengan tanah sehingga tidak terlihat [Tarikh al-Tabari, I, page 524]
Hari di mana hal ini terjadi sangat penting.

Menurut kisah tersebut, Jurhum tinggal di Mekah sampai dengan dam Ma’rib rusak dan suku Khuzaa’h meninggalkan Yaman. Kita tahu bahwa hal2 ini terjadi sekitar tahun 150 setelah masehi.

Argumen bantahan Dr. Rafat Amari adalah:
Tidak ada penulis klasik yang berkunjung dan menulis tentang wilayah Barat Arabia menyinggung keberadaan suku jurhum dan juga MEKAH.

Setelah suku Jurhum dikalahkan, adalah tidak mungkin mereka mengubur 2 rusa emas yang sangat berharga dan sebuah batu yang sangat dipuja yang dimiliki tempat pemujaan di Mekkah tanpa diketahui para penghuni lainnya? Setiap suku yang meninggalkan Mekah sudah pasti membawa harta pusakanya dan tidak menguburnya di tempat umum, diketahui secara umum. Dan mata air tersebut adalah mata air satu2nya di Mekah.

Batu hitam adalah sebuah batu yang dipuja. Tidaklah mudah untuk memindahkannya dari lokasi di dalam kuil pemujaan tanpa diketahui. Menurut pengakuan kaum muslim, perang pecah dikarenakan perebutan hak pengelolaaan atas tempat pemujaan tersebut. Bagaimana mungkin sebuah suku Jurhum yang dikalahkan berhasil memindahkan batu tersebut tanpa dicegah oleh suku Khuzaa’h sang pemenang atau paling tidak mengetahui tempat disembunyikannya si batu ?

Terpusat pada keberadaan mata air itu sendiri. Jika ia berada di jazirah arab bagian barat, maka lokasinya pasti penting untuk diingat. Di atas semua itu, air , secara khusus sangatlah penting bagi bangsa arab yang hidup di gurun pasir. Tradisi Islam mengklaim keberadaan mata air tersebut sejak jaman Abraham. Jika pada saat itu secara ajaib diadakan pada saat malaikat Gabriel memberikan air pada Hagar dan anaknya, Ismael, maka keberadaannya harusnya diketahui secara luas, bukan hanya di Mekah, tetapi juga di kota2 lain disekitar Mekah. Kaum Bedouin pasti akan datang ke mata air itu untuk memberi minum binatang ternak mereka. Para penghuni juga akan datang untuk menyegarkan diri mereka. Tidak seorangpun dapat menyembunyikan mata air tersebut, bahkan jika dapat ditutupi dengan tanah.
Kisah kaum Jurhum menyembunyikan barang di mata air pada abad kedua masehi diteruskan dengan mengklaim bahwa Abdel Mutaleb, kakek Muhammed, menemukan kembali mata air tersebut pada akhir abad kelima masehi. Kita hanya dapat menyimpulkan bahwa mata air itu tidak pernah ada sebelum masa Abdel Mutaleb, dan bahwa penggalian yang dilakukan oleh penghuni Mekah pada akhirnyalah yang menemukan sumber air bawah tanah yang kemudian menjadi sebuah mata air. Fenomena penggalian untuk mendapatkan air yang mana kemudian menjadi mata air adalah hal umum di Timur Tengah. Klaim bahwa sebuah mata air ada di sebuah kota selama 2,500 tahun sebelum Jurhum berhasil menutupnya dari semua orang selama tiga abad berikutnya adalah hal yang tidak mungkin terjadi, sejak mata air di jazirah Arab pada masa tersebut adalah bernilai dan sangat penting bagi para Bedouin dibandingkan dengan Laut Mati itu sendiri. Anda mungkin dapat menyembunyikan laut dari mata suku2 yang kehausan tetapi anda tidak dapat menyembunyikan sebuah mata air dan lokasinya selama itu.

Lanjutan dari tulisan ini anda bisa baca di sini dan di sini atau di PDFnya. Mengenai siapa Dr. Rafat Amari, anda dapat buka kilasannya di sini

Ketujuh,
Inti dari peristiwa isra' Miraj adalah turunnya perintah shalat, hal ini juga sangat mengherankan mengingat Al Auran yang seharusnya merupakan perintah dan perkataan Allah saja cukup diturunkan melalui Jibril kepada Nabi Muhammad namun entah mengapa perintah shalat itu sangat memerlukan kehadiran Nabi bersama bersama dengan Jibril di langit ke 7 untuk menerimanya.

Keberhasilan Nabi dalam menawar perintah Shalat dari 50 memang patut dibanggakan mengingat 1 kali shalat berikut Wudhu rata-rata memerlukan waktu 10 menit maka tentunya akan menghabiskan total waktu 500 menit (8,3 Jam) yang digunakan kaum Muslimin untuk menunaikan shalat sehingga alangkah lelahnya umat manusia menerima kewajiban ini dan tentunya tidak ada waktu lagi yang cukup untuk mencari nafkah dan keperluan2 lainnya. Tampaknya Allah tidak terlalu memusingkan kebutuhan lain dari manusia dalam hal ini. Tawar menawar yang terjadi sebanyak 5 kali (50, 40, 20, 10, 5) adalah juga merupakan suatu kemewahan tersendiri mengingat Adam saja tidak mendapatkan 1 kesempatan-pun untuk membela dirinya saat tertipu Iblis hingga memakan buah kuldi di Surga.

Salah satu hal lagi yang mungkin "hanya Allah" saja yang mengetahuinya adalah entah mengapa Allah harus sabar menunggu sampai sebelas tahun lamanya sejak Muhammad mulai menjadi Nabi dalam menurunkan perintah shalatnya itu.