Kamis, 08 September 2011

TREN TUNDUK BUTA UMAT ISLAM

Sungguh mencengangkan membaca buku berjudul Jihad Terlarang ‘cerita dari bawah tanah’. Sebuah buku yang menceritakan kegiatan organisasi terlarang dalam tujuannya mendirikan negara Islam di Indonesia, yang ditulis oleh mantan aktivisnya sendiri (mataharitimoer.blogsome.com).

Tercengangnya gue adalah masih ada pemahaman tentang bagaimana perlunya diagungkannya seorang imam atau pentingnya melakukan tunduk mutlak (taat) pada seorang imam (pemimpin) dalam organisasi relijius ini…gak habis pikir kok masih ada orang Islam yang masih bisa menyebarkan pemikiran-pemikiran kuno seperti itu…

Perhatikan kutipan berikut, mengenai salah satu pimpinannya bernama Abu Qital yang memarahi anak buahnya karena mempunyai seklompok anak buah yang sangat kritis.

“ Dari 12 anak buahmu, tak bisa menerima apa yang kusampaikan. Mereka bisanya hanya protes. Seumur hidup setiap aku bicara belum pernah ada yang berani memprotesku, apalagi sampai mempertanyakan dalil-dalil yang absah tentang apa yang kusampaikan…boleh kamu tanya pada asistenku, semua anak buahku adalah orang-orang yang taat pada pemimpinnya”

“Kita ini adalah harakah dakwahtul islamiyah! Kita ini fundamentalis! Kita ini pejuang Islam! Kita akan mengakkan Kalimatullah, Negara Islam bukan forum diskusi!

Intinya pimpinan sesat ini meminta anak buahnya untuk mempunyai ketaatan mutlak kepada pemimpinnya! Keputusan pemimpin harus dianggap suci dan absah!

Kalo sudah gini mah apa bedanya dengan zaman batu…kalau ketua adat kasih batu lalu minta kita percaya batu itu sakti…yaa kita harus percaya batu itu memang sakti gak usah kritis dan pakai banyak tanya segala!

Itu esensi dari zaman kebodohan, yang terjadi di abad kegelapan Eropa…yang terjadi di zaman jahiliyah pra Islam. Menegakkan Islam memakai cara ini sama saja memfitnah Islam! Lebih jauh membawa islam dalam bentuk kebodohan!

Bagi gue ini jelas bertolak belakang dengan semangat islam! Alasan gue…

(Pertama), Ia menjadikan adanya manusia suci sebagai perantara antara hubungan manusia dan Tuhan, dan ini jelas bertentangan dengan semangat islam yang meletakkan hubungan manusia dan Tuhan khusus dan sangat dekat sekali, tanpa perlu perantaraan macam-macam, apakah itu berupa benda, binatang atau manusia-manusia suci itu sendiri!

QS. Qaf [50]:16
“…Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”

Allah melihat fenomena ini sebagai usaha untuk mengganti Tuhan dengan manusia. Tentu ini sesuatu yang sangat dibenci Allah!

QS. At-Tawbah [9]:31
“Mereka menjadikan pimpinan agama dan pendidiknya sebagai tuhan”

(Kedua), ini jelas bertentangan dengan Esensi fungsi dari Alqur’an.

Perhatikan ayat ini

QS. Yasin [36]:69
“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (muhammad) dan bersyair itu tidak layak baginya. Alqur’an itu tidak lain hanyalah PELAJARAN dan kitab yang memberi PENERANGAN”

Perhatikan peletakkan kata-kata dalam ayat tersebut kata pelajaran diletakkan sebelum kata terang. Artinya apa? Dalam memahami Al Qur’an diperlukan suatu proses belajar agar mampu memahaminya dengan terang! Jadi jelas Allah meminta adanya suatu proses …yang berarti ada suatu ruang dialog yang kritis, suatu ruang tanpa ketundukan. Karena bagi Islam ketundukan terjadi apabila telah mencapai pemahaman (ilmu). Kita tidak akan terima (tunduk) teorinya Newton kalau secara ilmiah tidak mampu dibuktikan atau dipahami bukan?

QS. ‘Ali ‘Imran [3]:19
“Tidaklah berselisih orang yang beriman kecuali setelah mereka memperoleh ilmu”

QS Saba’ [34]:6
“…dan orang-orang yang berilmu mengetahui apa yang diturunkan dari Tuhanmu adalah benar dan menunjuki kepada jalan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”

Ini semua menunjukkan bahwa Allah sangat membenci umatnya yang mengikuti sesuatu tanpa tahu alasannya terlebih dahulu! Maka mengikuti hanya karena pimpinan atau imam mengatakan atau meyakininya…yaaa itu adalah suatu kebodohan yang bertolak belakang dengan esensi Islam.

(Ketiga), Allah telah memberikan sebuah perangkat untuk manusia guna memahami sesuatu. Jelas jika kita tunduk secara buta itu berarti kita manusia mengabaikan pemberian perangkat ini.

Perhatikan ayat berikut ini

QS. An Nahl [16]:78
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu Pendengaran, Penglihatan, dan Hati, agar kamu bersyukur”

Perhatikan kata Pendengaran, Penglihatan, dan Hati selalu diurutkan dengan sama di semua ayat-ayat yang mengangkat kalimat ini. Bagi gue ini sebuah keajaiban dari Qur’an yang menerangkan sebuah perangkat untuk memahami.

*Pendengaran bagi gue mewakili tahap pernyataan dia bisa berupa hipotesis, statement, misi dsb.
*Penglihatan bagi gue mewakili tahap uji coba atau pembuktian (menyaksikan pengujian).
Terakhir *Hati mewakili tahap pemahaman dan pengertian.

Untuk mencapai tahap pemahaman memang tidak mudah, proses dari pendengaran ke penglihatan bisa berulang-ulang kembali lagi, hingga pada akhirnya mencapai keakuratan kebenaran yang tinggi (hati)!

Dalam film detektif jika ada peristiwa pembunuhan, seorang detektif akan membuat berbagai statement-statement hipotesis (pendengaran), kemudian masing-masing statement hipotesis tersebut akan diuji kebenarannya (penglihatan). Dalam pengujian tersebut tidak tertutup kemungkinan statement hipotesis akan berubah atau berkembang, yang pada akhirnya akan menyempit atau jadi lebih spesifik, menuju kepada kebenaran sejati (hati) dalam hal ini mengetahui siapa pembunuhnya!

Nah jadi keinginan para petinggi-petinggi organisasi fundamentalis Islam ini untuk mempunyai ketaatan mutlak dari anak buahnya, berarti telah menghilangkan unsur penglihatan dalam urutan kalimat tersebut…dengan kata lain manusia diminta hanya memanfaatkan pendengarannya untuk langsung bisa dipahami (hati) sebagai kebenaran! Tanpa perlu diuji, atau dibuktikan kebenarannya (penglihatan)!

Maka tidak heran kalau peristiwa umat diatas disebut sebagai umat Islam yang tunduk buta bukan? Umat seperti ini potensi membawa bencana, dimana ada mereka, bencana menanti!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar