Sungguh mencengangkan
membaca buku berjudul Jihad Terlarang ‘cerita dari bawah tanah’. Sebuah buku
yang menceritakan kegiatan organisasi terlarang dalam tujuannya mendirikan
negara Islam di Indonesia, yang ditulis oleh mantan aktivisnya sendiri (mataharitimoer.blogsome.com).
Tercengangnya gue
adalah masih ada pemahaman tentang bagaimana perlunya diagungkannya seorang
imam atau pentingnya melakukan tunduk mutlak (taat) pada seorang imam
(pemimpin) dalam organisasi relijius ini…gak habis pikir kok masih ada orang
Islam yang masih bisa menyebarkan pemikiran-pemikiran kuno seperti itu…
Perhatikan kutipan
berikut, mengenai salah satu pimpinannya bernama Abu Qital yang memarahi anak
buahnya karena mempunyai seklompok anak buah yang sangat kritis.
“ Dari 12 anak buahmu,
tak bisa menerima apa yang kusampaikan. Mereka bisanya hanya protes. Seumur
hidup setiap aku bicara belum pernah ada yang berani memprotesku, apalagi
sampai mempertanyakan dalil-dalil yang absah tentang apa yang kusampaikan…boleh
kamu tanya pada asistenku, semua anak buahku adalah orang-orang yang taat pada
pemimpinnya”
“Kita ini adalah
harakah dakwahtul islamiyah! Kita ini fundamentalis! Kita ini pejuang Islam!
Kita akan mengakkan Kalimatullah, Negara Islam bukan forum diskusi!
Intinya pimpinan sesat
ini meminta anak buahnya untuk mempunyai ketaatan mutlak kepada pemimpinnya!
Keputusan pemimpin harus dianggap suci dan absah!
Kalo sudah gini mah
apa bedanya dengan zaman batu…kalau ketua adat kasih batu lalu minta kita
percaya batu itu sakti…yaa kita harus percaya batu itu memang sakti gak usah
kritis dan pakai banyak tanya segala!
Itu esensi dari zaman
kebodohan, yang terjadi di abad kegelapan Eropa…yang terjadi di zaman jahiliyah
pra Islam. Menegakkan Islam memakai cara ini sama saja memfitnah Islam! Lebih
jauh membawa islam dalam bentuk kebodohan!
Bagi gue ini jelas
bertolak belakang dengan semangat islam! Alasan gue…
(Pertama), Ia menjadikan adanya manusia suci sebagai perantara antara
hubungan manusia dan Tuhan, dan ini jelas bertentangan dengan semangat islam
yang meletakkan hubungan manusia dan Tuhan khusus dan sangat dekat sekali,
tanpa perlu perantaraan macam-macam, apakah itu berupa benda, binatang atau
manusia-manusia suci itu sendiri!
QS. Qaf [50]:16
“…Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”
Allah melihat fenomena
ini sebagai usaha untuk mengganti Tuhan dengan manusia. Tentu ini sesuatu yang
sangat dibenci Allah!
QS. At-Tawbah [9]:31
“Mereka menjadikan pimpinan agama dan pendidiknya sebagai tuhan”
(Kedua), ini jelas bertentangan dengan Esensi fungsi dari Alqur’an.
Perhatikan ayat ini
QS. Yasin [36]:69
“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (muhammad) dan
bersyair itu tidak layak baginya. Alqur’an itu tidak lain hanyalah PELAJARAN
dan kitab yang memberi PENERANGAN”
Perhatikan peletakkan
kata-kata dalam ayat tersebut kata pelajaran diletakkan sebelum kata terang.
Artinya apa? Dalam memahami Al Qur’an diperlukan suatu proses belajar agar
mampu memahaminya dengan terang! Jadi jelas Allah meminta adanya suatu proses
…yang berarti ada suatu ruang dialog yang kritis, suatu ruang tanpa ketundukan.
Karena bagi Islam ketundukan terjadi apabila telah mencapai pemahaman (ilmu).
Kita tidak akan terima (tunduk) teorinya Newton kalau secara ilmiah tidak mampu
dibuktikan atau dipahami bukan?
QS. ‘Ali ‘Imran [3]:19
“Tidaklah berselisih orang yang beriman kecuali setelah mereka memperoleh
ilmu”
QS Saba’ [34]:6
“…dan orang-orang yang berilmu mengetahui apa yang diturunkan
dari Tuhanmu adalah benar dan menunjuki kepada jalan yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji”
Ini semua menunjukkan
bahwa Allah sangat membenci umatnya yang mengikuti sesuatu tanpa tahu alasannya
terlebih dahulu! Maka mengikuti hanya karena pimpinan atau imam mengatakan atau
meyakininya…yaaa itu adalah suatu kebodohan yang bertolak belakang dengan esensi
Islam.
(Ketiga), Allah telah memberikan sebuah perangkat untuk manusia guna
memahami sesuatu. Jelas jika kita tunduk secara buta itu berarti kita manusia
mengabaikan pemberian perangkat ini.
Perhatikan ayat
berikut ini
QS. An Nahl [16]:78
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu Pendengaran, Penglihatan,
dan Hati, agar kamu bersyukur”
Perhatikan kata
Pendengaran, Penglihatan, dan Hati selalu diurutkan dengan sama di semua
ayat-ayat yang mengangkat kalimat ini. Bagi gue ini sebuah keajaiban dari
Qur’an yang menerangkan sebuah perangkat untuk memahami.
*Pendengaran bagi gue
mewakili tahap pernyataan dia bisa berupa hipotesis, statement, misi dsb.
*Penglihatan bagi gue
mewakili tahap uji coba atau pembuktian (menyaksikan pengujian).
Terakhir *Hati
mewakili tahap pemahaman dan pengertian.
Untuk mencapai tahap
pemahaman memang tidak mudah, proses dari pendengaran ke penglihatan bisa
berulang-ulang kembali lagi, hingga pada akhirnya mencapai keakuratan kebenaran
yang tinggi (hati)!
Dalam film detektif
jika ada peristiwa pembunuhan, seorang detektif akan membuat berbagai
statement-statement hipotesis (pendengaran), kemudian masing-masing statement
hipotesis tersebut akan diuji kebenarannya (penglihatan). Dalam pengujian
tersebut tidak tertutup kemungkinan statement hipotesis akan berubah atau
berkembang, yang pada akhirnya akan menyempit atau jadi lebih spesifik, menuju
kepada kebenaran sejati (hati) dalam hal ini mengetahui siapa pembunuhnya!
Nah jadi keinginan
para petinggi-petinggi organisasi fundamentalis Islam ini untuk mempunyai
ketaatan mutlak dari anak buahnya, berarti telah menghilangkan unsur
penglihatan dalam urutan kalimat tersebut…dengan kata lain manusia diminta
hanya memanfaatkan pendengarannya untuk langsung bisa dipahami (hati) sebagai
kebenaran! Tanpa perlu diuji, atau dibuktikan kebenarannya (penglihatan)!
Maka tidak heran kalau
peristiwa umat diatas disebut sebagai umat Islam yang tunduk buta bukan? Umat
seperti ini potensi membawa bencana, dimana ada mereka, bencana menanti!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar