Rabu, 08 Desember 2010

‘LAUH MAHFUZ’ KITAB INDUK SEGALA SESUATU


Ada tiga rahasia besar di alam semesta yang menjadi faktor utama terjadinya segala sesuatu. Yakni: Kehendak, Sunnatulah, dan Lauh Mahfuzh. Tidak mudah untuk menjelaskan apa dan bagaimananya, karena ini menyangkut rahasia terbesar yang sedang dicoba oleh para ilmuwan dunia untuk mengungkapnya. Karena itu, sangat bisa dipahami jika terjadi kesalahkaprahan di sekitar pemahamannya. Untuk itu secara detil saya telah menjelaskan dalam buku tersendiri: ’Membongkar Tiga Rahasia’.

’Kehendak’ adalah pokok pangkal dari terjadinya segala peristiwa. Siapa saja yang mau membuka diri dan pikirannya, pasti bisa ’merasakan’ adanya suatu Kehendak Bebas yang sedang ’bermain’ di balik segala peristiwa yang terjadi di alam semesta ini. Yang menyebabkan segala kejadian seperti sedang menuju kepada suatu akhir cerita yang sudah diskenariokan.

Tanpa adanya ’Sang Kehendak’, sungguh alam semesta ini tidak akan tertata seperti ini. Sebuah ledakan yang dikenal dengan Big Bang, telah memunculkan drama kehidupan yang luar biasa. Tanpa ada campur tangan ’Sang Kehendak’, sebuah ledakan tidak akan pernah menghasilkan sebuah ’ketertataan’, melainkan sebuah kehancuran.

Cobalah perhatikan, mana ada sebuah ledakan yang menghasilkan suatu kondisi yang tertata? Jika ada bom meledak di dekat kita, pastilah segala benda yang ada bakal hancur berantakan. Lha ini kok ada ledakan – alam semesta – malah menghasilkan suatu harmoni yang luar biasa indahnya. Siapakah yang berkehendak dan campur tangan mengendalikannya...?

Bagaimana mungkin ledakan bisa menghasilkan benda-benda langit seperti yang saksikan sekarang? Sebuah superkluster terdiri dari sekitar seratus miliar galaksi sedang berkitaran, seperti sedang melakukan tawaf ke arah pusatnya. Pahahal, setiap galaksi juga terdiri dari sekitar seratus miliar matahari yang sedang bertawaf ke pusatnya. Dan sebagian besar matahari-matahari itu dikitari oleh planet-planet yang juga sedang bertawaf di sekelilingnya. Bahkan, beberapa planet itu juga dikitari oleh satelit-satelit yang mengelilingnya. Kenapa bisa serapi ini?

Yang jika kecepatan putar sebuah benda langit lebih besar dari kecepatannya sekarang, benda itu pasti sudah mencelat jauh, dan hilang di kedalaman alam semesta. Pernahkah Anda membayangkan, seandainya Bumi melintasi orbitnya dengan kecepatan lebih dari 107 ribu kilometer per jam – yakni kecepatan rata-ratanya sekarang? Maka, bisa dipastikan bumi akan mencelat dari orbitnya, karena gaya gravitasi matahari tak mampu lagi mengendalikannya. Dan matilah kita semua, penghuni bumi, karena tak ada lagi sinar matahari sebagai sumber energi kehidupan..! Atau, mungkin, bumi kita malah bertabrakan dengan benda langit lainnya.

Kenapa bisa setertata ini? Bumi yang sekitar 5 miliar tahun lalu sangat panas, lantas perlahan-lahan mendingin. Memunculkan daratan dengan gunung-gunung dan lembahnya. Kemudian disusul lautan, danau dan sungai-sungai. Dilanjutkan oleh munculnya kehidupan sel tunggal sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu, dimulai dari kawasan perairan. Dan kemudian berturut-turut hadir makhluk bersel lebih banyak, pepohonan, hewan-hewan, sampai menjurus kepada spesies manusia sekitar 10 juta tahun yang lalu. Disusul manusia modern sekitar 100 ribu tahun yang lalu. Kenapa seperti ada ’Kehendak’ yang mengedalikan semua ini...?

Para ilmuwan sedang berusaha membuktikan, apakah semua ini terjadi secara kebetulan ataukah karena kesengajaan. By design ataukah by accident? Silakan dibuktikan. Tapi al Qur’an sudah mengatakan sejak lama bahwa semua ini bukan terjadi secara kebetulan, melainkan ada ’Sang Kehendak’ yang terlibat di dalamnya sehingga seluruh peristiwa sedang menuju kepada satu tujuan saja: Eksistensi Sang Pencipta..!

QS. At Thalaaq (65): 12
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

QS. Az Zumar (39): 38
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada (siapa pun) mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi (alam semesta)?", niscaya jawabnya adalah: "Allah"...

Jadi, al Qur’an sudah memberikan klaim, bahwa siapa saja yang melakukan observasi secara jujur terhadap alam semesta, mereka niscaya akan memperoleh jawaban tunggal, bahwa semua ini ada yang menciptakan, yaitu: Allah. Dialah ’Sang Kehendak’ Itu. Yang memperkenalkan dirinya lewat tanda-tanda penuh rahasia kepada makhluk-Nya.

Selain ’Kehendak’, rahasia yang kedua adalah ’Sunnatullah’. Yakni: aturan main alam semesta. Alias hukum-hukum yang dengannya alam ini berproses. Kita sudah membicarakan hal ini serba sedikit, di Note sebelumnya. Bahwa, ’Kehendak’ Sang Maha Pencipta itu ternyata ’mewujud’ menjadi realitas alam semesta lewat hukum-hukum alam yang sangat jelas, dan bisa dipelajari oleh manusia...

Sedangkan rahasia ketiga adalah Lauh Mahfuzh. Inilah pusat ’data base’ alam semesta yang memuat seluruh peristiwa sejak ’dulu’ hingga ’nanti’. Sejak ruang-waktu-materi-energi masih berukuran nol, sampai hilangnya semua itu di Hari Kehancuran kelak. Lauh Mahfuzh diciptakan seiring dengan diciptakannya segala sesuatu. Sehingga, dia mengiringi dan sekaligus mencatat segala sesuatu itu.

QS. Al An’aam (6): 59
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

QS. An Naml (27): 75
Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Jadi Lauh Mahfuzh adalah data base yang berisi rekaman seluruh kenyataan alam semesta. Ayat di atas menyebutnya, tidak ada yang tidak tercatat di dalamnya. Karena, Lauh Mahfuzh itu adalah realitas ini sendiri. Jika Anda merekam data di sebuah CD (compact disc), maka Allah merekam segala peristiwa di ruang-waktu-materi-energi alam semesta ini.

Kalimat ’KUN’ adalah dimensi informasi yang muncul dari ’Kehendak’. Ia mengandung seluruh tatanan alam semesta yang terdiri dari ruang-waktu-materi-energi. Begitu diucapkan oleh-Nya, maka ia ’terurai’ menjadi segala peistiwa alam semesta. Bagaikan sebuah sel induk atau stem sel yang berisi genetika (software penciptaan), dan kemudian membelah dengan sangat terkontrol untuk menjadi makhluk yang namanya manusia.

Di sisi Allah, memang segala peristiwa ini ’sudah selesai’. Atau boleh dikatakan, semuanya: ’diciptakan-berlangsung-selesai’ sudah terjadi secara serentak. Kenapa bisa demikian? Karena sebagaimana kita ketahui, sesungguhnya ’awal’ dan ’akhir’ itu terjadi di dalam Diri-Nya. Diliputi-Nya. Demikian pula yang ’gaib’ dan yang ’nampak’, semuanya adalah sesuatu yang nyata belaka.

QS. Al Hadiid (57): 3
Dia adalah Awal sekaligus Akhir, Zhahir sekaligus Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Akan tetapi, dalam skala manusia, semuanya akan kelihatan terjadi seiring waktu. Karena manusia terikat oleh waktu yang sedang berjalan. Sehingga bagi manusia ada: ’dulu, sekarang, dan nanti’. Sedangkan bagi Allah tidak ada istilah itu. Yang ada hanya: disisi-Nya. Dan itu bisa bermakna apa saja, kapan saja, dan dimana saja. Menjadi relatif semua. Sehingga, kita membaca ayat al Qur’an yang mengatakan waktu bisa bermakna 1 hari = 1000 tahun atau pun 50 ribu tahun. Bahkan, alam semesta yang sudah berusia sekitar 14 miliar tahun ini disebut juga hanya berusia 6 hari di sisi-Nya. Pemahamannya menjadi sangat bergantung kepada ’tema’ yang sedang dibahas-Nya.

Maka, tidak heran dalam ayat berikut ini Allah mengatakan hari kiamat itu pun sudah tercatat di dalam Lauh Mahfuzh. Padahal menurut kita itu ’belum terjadi’. Ya, karena hidup kita ’terikat’ di dalam dimensi waktu yang sedang bergerak. Kita baru sampai di stasiun waktu ’sekarang’, sedangkan kiamat berada di stasiun waktu ’nanti’. Tetapi bagi Allah, sebenarnya semua ini ’baru diawali’ dan sekaligus ’sudah selesai’...!

QS. Saba’ (34): 3
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi daripada-Nya seberat zarrah pun apa yang ada di langit dan di bumi, dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tercatat dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)",

Maka, dengan sangat meyakinkan, Allah mengatakan Hari Akhir itu ’pasti datang’. Karena disisi-Nya semua peristiwa ’sudah terjadi’. Meskipun bagi kita semua sedang berlangsung. Ibaratnya, Anda memiliki sebuah film di VCD. Seluruh cerita di dalamnya itu sudah selesai direkam. Dan Anda yang sudah menyetel berulangkali, sudah tahu ceritanya dari awal sampai akhir. Tetapi, ketika VCD itu diputar lagi, penontonnya harus sabar mengikuti urutan waktu yang terus berjalan, sampai berakhirnya cerita. Dan dengan santainya, Anda bisa bercerita ke teman Anda yang belum menonton, bahwa aktor utamanya ternyata mati di akhir cerita. Meskipun, teman Anda tidak percaya... :)

Lha, kalau begitu Allah sudah menetapkan siapa masuk surga dan siapa masuk neraka? Hhmm.., tenanglah sahabat, ternyata Allah masih ingin berteka-teki dengan kita, dengan mengatakan bahwa Dia punya hak prerogatif untuk menghapus isi Lauh Mahfuzh atau menetapkannya...!

QS. Ar Ra’d (13): 39
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).

Ya, bukankah ’faktor pertama’ sebelum menjadi kalimat KUN dan kemudian terurai menjadi sunnatullah mengiringi Lauh Mahfuzh, yang ada hanyalah ’Kehendak-Nya’?
Karena itu, ayo jangan menyerah..! Karena Dia sedang menunggu kita untuk memperbaiki masa depan kita sendiri. Apakah kita pantas memperoleh ridha-Nya ataukah malah mengingkari-Nya...

Wallahu a’lam bishshawab

(Selamat Tahun Baru Hijriah 1432, buat kawan-kawan semua. Semoga, tahun ini umat Islam menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dan lebih bergairah berbuat kebajikan...)

~ salam ~


oleh Agus Mustofa pada 7 Desember 2010 pukul 13:08


Tidak ada komentar:

Posting Komentar