Ada tiga rahasia besar di alam semesta yang menjadi faktor
utama terjadinya segala sesuatu. Yakni: Kehendak, Sunnatulah, dan Lauh Mahfuzh.
Tidak mudah untuk menjelaskan apa dan bagaimananya, karena ini menyangkut rahasia
terbesar yang sedang dicoba oleh para ilmuwan dunia untuk mengungkapnya. Karena
itu, sangat bisa dipahami jika terjadi kesalahkaprahan di sekitar pemahamannya.
Untuk itu secara detil saya telah menjelaskan dalam buku tersendiri: ’Membongkar
Tiga Rahasia’.
’Kehendak’ adalah pokok pangkal dari terjadinya segala peristiwa.
Siapa saja yang mau membuka diri dan pikirannya, pasti bisa ’merasakan’ adanya suatu
Kehendak Bebas yang sedang ’bermain’ di balik segala peristiwa yang terjadi di alam
semesta ini. Yang menyebabkan segala kejadian seperti sedang menuju kepada suatu
akhir cerita yang sudah diskenariokan.
Tanpa adanya ’Sang Kehendak’, sungguh alam semesta ini tidak
akan tertata seperti ini. Sebuah ledakan yang dikenal dengan Big Bang, telah memunculkan
drama kehidupan yang luar biasa. Tanpa ada campur tangan ’Sang Kehendak’, sebuah
ledakan tidak akan pernah menghasilkan sebuah ’ketertataan’, melainkan sebuah kehancuran.
Cobalah perhatikan, mana ada sebuah ledakan yang menghasilkan
suatu kondisi yang tertata? Jika ada bom meledak di dekat kita, pastilah segala
benda yang ada bakal hancur berantakan. Lha ini kok ada ledakan – alam semesta – malah menghasilkan
suatu harmoni yang luar biasa indahnya. Siapakah yang berkehendak dan campur tangan
mengendalikannya...?
Bagaimana mungkin ledakan bisa menghasilkan benda-benda langit
seperti yang saksikan sekarang? Sebuah superkluster terdiri dari sekitar seratus
miliar galaksi sedang berkitaran, seperti sedang melakukan tawaf ke arah pusatnya.
Pahahal, setiap galaksi juga terdiri dari sekitar seratus miliar matahari yang sedang
bertawaf ke pusatnya. Dan sebagian besar matahari-matahari itu dikitari oleh planet-planet
yang juga sedang bertawaf di sekelilingnya. Bahkan, beberapa planet itu juga dikitari
oleh satelit-satelit yang mengelilingnya. Kenapa bisa serapi ini?
Yang jika kecepatan putar sebuah benda langit lebih besar dari
kecepatannya sekarang, benda itu pasti sudah mencelat jauh, dan hilang di kedalaman
alam semesta. Pernahkah Anda membayangkan, seandainya Bumi melintasi orbitnya dengan
kecepatan lebih dari 107 ribu kilometer per jam – yakni kecepatan rata-ratanya sekarang?
Maka, bisa dipastikan bumi akan mencelat dari orbitnya, karena gaya gravitasi matahari
tak mampu lagi mengendalikannya. Dan matilah kita semua, penghuni bumi, karena tak
ada lagi sinar matahari sebagai sumber energi kehidupan..! Atau, mungkin, bumi kita
malah bertabrakan dengan benda langit lainnya.
Kenapa bisa setertata ini? Bumi yang sekitar 5 miliar tahun
lalu sangat panas, lantas perlahan-lahan mendingin. Memunculkan daratan dengan gunung-gunung
dan lembahnya. Kemudian disusul lautan, danau dan sungai-sungai. Dilanjutkan oleh
munculnya kehidupan sel tunggal sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu, dimulai dari
kawasan perairan. Dan kemudian berturut-turut hadir makhluk bersel lebih banyak,
pepohonan, hewan-hewan, sampai menjurus kepada spesies manusia sekitar 10 juta tahun
yang lalu. Disusul manusia modern sekitar 100 ribu tahun yang lalu. Kenapa seperti
ada ’Kehendak’ yang mengedalikan semua ini...?
Para ilmuwan sedang berusaha membuktikan, apakah semua ini
terjadi secara kebetulan ataukah karena kesengajaan. By design ataukah by
accident? Silakan dibuktikan. Tapi al Qur’an sudah mengatakan sejak lama bahwa
semua ini bukan terjadi secara kebetulan, melainkan ada ’Sang Kehendak’ yang terlibat
di dalamnya sehingga seluruh peristiwa sedang menuju kepada satu tujuan saja: Eksistensi
Sang Pencipta..!
QS. At Thalaaq (65): 12
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah,
ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu.
QS. Az Zumar (39): 38
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada (siapa pun) mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi (alam semesta)?", niscaya jawabnya adalah: "Allah"...
Jadi, al Qur’an sudah memberikan klaim, bahwa siapa saja yang
melakukan observasi secara jujur terhadap alam semesta, mereka niscaya akan memperoleh
jawaban tunggal, bahwa semua ini ada yang menciptakan, yaitu: Allah. Dialah ’Sang
Kehendak’ Itu. Yang memperkenalkan dirinya lewat tanda-tanda penuh rahasia kepada
makhluk-Nya.
Selain ’Kehendak’, rahasia yang kedua adalah ’Sunnatullah’.
Yakni: aturan main alam semesta. Alias hukum-hukum yang dengannya alam ini berproses.
Kita sudah membicarakan hal ini serba sedikit, di Note sebelumnya. Bahwa, ’Kehendak’ Sang Maha Pencipta
itu ternyata ’mewujud’ menjadi realitas alam semesta lewat hukum-hukum alam yang
sangat jelas, dan bisa dipelajari oleh manusia...
Sedangkan rahasia ketiga adalah Lauh Mahfuzh. Inilah pusat ’data base’ alam semesta yang memuat seluruh peristiwa sejak
’dulu’ hingga ’nanti’. Sejak ruang-waktu-materi-energi masih berukuran nol, sampai
hilangnya semua itu di Hari Kehancuran kelak. Lauh Mahfuzh diciptakan seiring dengan
diciptakannya segala sesuatu. Sehingga, dia mengiringi dan sekaligus mencatat segala
sesuatu itu.
QS. Al An’aam (6): 59
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib;
tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya
(pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu
yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
QS. An Naml (27): 75
Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Jadi Lauh Mahfuzh adalah
data base yang berisi rekaman
seluruh kenyataan alam semesta. Ayat di atas menyebutnya, tidak ada yang tidak tercatat
di dalamnya. Karena, Lauh Mahfuzh itu adalah realitas ini sendiri. Jika Anda merekam
data di sebuah CD (compact disc), maka Allah merekam segala peristiwa di ruang-waktu-materi-energi
alam semesta ini.
Kalimat ’KUN’ adalah dimensi informasi yang muncul dari ’Kehendak’.
Ia mengandung seluruh tatanan alam semesta yang terdiri dari ruang-waktu-materi-energi.
Begitu diucapkan oleh-Nya, maka ia ’terurai’ menjadi segala peistiwa alam semesta.
Bagaikan sebuah sel induk atau stem sel yang berisi genetika (software penciptaan),
dan kemudian membelah dengan sangat terkontrol untuk menjadi makhluk yang namanya
manusia.
Di sisi Allah, memang segala peristiwa ini ’sudah selesai’.
Atau boleh dikatakan, semuanya: ’diciptakan-berlangsung-selesai’ sudah terjadi secara serentak. Kenapa bisa demikian?
Karena sebagaimana kita ketahui, sesungguhnya ’awal’ dan ’akhir’ itu terjadi di
dalam Diri-Nya. Diliputi-Nya. Demikian pula yang ’gaib’ dan yang ’nampak’, semuanya
adalah sesuatu yang nyata belaka.
QS. Al Hadiid (57): 3
Dia adalah Awal sekaligus
Akhir, Zhahir sekaligus
Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Akan tetapi, dalam skala manusia, semuanya akan kelihatan terjadi
seiring waktu. Karena manusia terikat oleh waktu yang sedang berjalan. Sehingga
bagi manusia ada: ’dulu, sekarang, dan nanti’. Sedangkan bagi Allah tidak ada istilah
itu. Yang ada hanya: disisi-Nya. Dan itu bisa bermakna apa saja, kapan saja, dan
dimana saja. Menjadi relatif semua. Sehingga, kita membaca ayat al Qur’an yang mengatakan
waktu bisa bermakna 1 hari = 1000 tahun atau pun 50 ribu tahun. Bahkan, alam semesta
yang sudah berusia sekitar 14 miliar tahun ini disebut juga hanya berusia 6 hari
di sisi-Nya. Pemahamannya menjadi sangat bergantung kepada ’tema’ yang sedang dibahas-Nya.
Maka, tidak heran dalam ayat berikut ini Allah mengatakan hari
kiamat itu pun sudah tercatat di dalam Lauh Mahfuzh. Padahal menurut kita itu ’belum
terjadi’. Ya, karena hidup kita ’terikat’ di dalam dimensi waktu yang sedang bergerak.
Kita baru sampai di stasiun waktu ’sekarang’, sedangkan kiamat berada di stasiun
waktu ’nanti’. Tetapi bagi Allah, sebenarnya semua ini ’baru diawali’ dan sekaligus
’sudah selesai’...!
QS. Saba’ (34): 3
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari
berbangkit itu tidak akan datang kepada
kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang mengetahui
yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi
daripada-Nya seberat zarrah pun apa yang ada di langit dan di bumi, dan tidak ada
(pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tercatat dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)",
Maka, dengan sangat meyakinkan, Allah mengatakan Hari Akhir
itu ’pasti datang’. Karena disisi-Nya semua peristiwa ’sudah terjadi’. Meskipun
bagi kita semua sedang berlangsung. Ibaratnya, Anda memiliki sebuah film di VCD.
Seluruh cerita di dalamnya itu sudah selesai direkam. Dan Anda yang sudah menyetel
berulangkali, sudah tahu ceritanya dari awal sampai akhir. Tetapi, ketika VCD itu
diputar lagi, penontonnya harus sabar mengikuti urutan waktu yang terus berjalan,
sampai berakhirnya cerita. Dan dengan santainya, Anda bisa bercerita ke teman Anda
yang belum menonton, bahwa aktor utamanya ternyata mati di akhir cerita. Meskipun,
teman Anda tidak percaya... :)
Lha, kalau begitu
Allah sudah menetapkan siapa masuk surga dan siapa masuk neraka? Hhmm.., tenanglah
sahabat, ternyata Allah masih ingin berteka-teki dengan kita, dengan mengatakan bahwa Dia punya
hak prerogatif untuk menghapus isi Lauh Mahfuzh atau menetapkannya...!
QS. Ar Ra’d (13): 39
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah
terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).
Ya, bukankah ’faktor pertama’ sebelum menjadi kalimat KUN dan
kemudian terurai menjadi sunnatullah mengiringi Lauh Mahfuzh, yang ada hanyalah
’Kehendak-Nya’?
Karena itu, ayo jangan menyerah..! Karena Dia sedang menunggu
kita untuk memperbaiki masa depan kita sendiri. Apakah kita pantas memperoleh ridha-Nya
ataukah malah mengingkari-Nya...
Wallahu a’lam bishshawab
(Selamat Tahun Baru Hijriah 1432, buat kawan-kawan semua. Semoga,
tahun ini umat Islam menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dan lebih bergairah
berbuat kebajikan...)
~ salam ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar