Kamis, 15 September 2011

MENGKAJI SURAT AL-FATIHAH

Oleh Syekh Subakir di JERNIH (Berkas)
15 September 2011 pukul 6:55 

Surat Al-Fatihah (Surat Pembuka) adalah surah yang paling populer bagi umat Islam, dikarenakan surat ini adalah bacaan wajib di saat kita shalat, dan juga surat yang paling sering dibaca pada saat berdoa. Surah Al-Fatihah disebut juga sebagai induk dari segala surat dalam kitab suci Al Qur'an, dikarenakan surat ini memuat pokok-pokok isi dalam keseluruhan Al Qur'an.

Saya yakin 90% pemeluk agama Islam hafal luar kepala ketujuh ayat dalam Al-Fatihah. Pertanyaannya: Sudahkah kita mengaji (baca: mengkaji) secara sungguh-sungguh isi dari surat Al-Fatihah ini? Mengaji dalam arti tidak hanya menghafal atau membaca ayat-ayat tersebut dengan lantang dan cepat, melainkan benar-benar mengerti dan mendalami isi surat yang luar biasa ini. 

Saya khawatir bahwa sebagian dari umat Islam kurang mendalami isi dari surat ini. Jangankan mendalami, mengerti terjemahannya saja mungkin tidak! Jadilah ketujuh ayat itu meluncur dari bibir kita pada setiap shalat dan do'a, namun tanpa makna. Tidaklah heran juga ketika melihat betapa sesungguhnya umat kita jauh dari pesan-pesan Al Qur'an. Padahal jika kita memahami, sesungguhnya surat Al-Fatihah adalah doa yang sangat indah, dan merupakan dasar bagi kita untuk mendalami hikmah dalam Al Qur'an, yang insya Allah akan membawa dampak yang baik bagi kehidupan kita!

Berikut terjemahan Indonesia pada Surat Al-Fatihah :

1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
3. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
4. Yang menguasai hari pembalasan.
5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Mari kita mengaji sejenak surat dalam Al Qur'an yang begitu "familiar" ini!

1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Bahwa hidup ini adalah untuk mengenal-Nya dengan baik, dan untuk kembali kepada-Nya dengan baik. Maka dari itu kita sebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang pada setiap hembusan nafas kita. Kita berbuat karena Allah. Kita berucap karena Allah. Kita belajar karena Allah. Kita bekerja karena Allah. Kita berperang karena Allah. Segala sesuatu yang kita lakukan adalah demi mengharapkan ridha-Nya semata.
Maka jika kita menyadari hal ini, insya Allah kita akan benar-benar menjaga pikiran, ucapan, perbuatan, dan perilaku kita dalam jalan Allah, sehingga menghasilkan manusia yang berkepribadian baik dan bermanfaat bagi alam semesta.

2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Penegasan akan keberadaan Allah sebagai Tuhan semesta alam. Bahwa alam semesta ini tercipta atas kekuasaan-Nya. Dan tidak ada penguasa alam semesta ini melainkan Allah semata. Maka dari itu kita diperintahkan untuk terus mengamati dan mempelajari rahasia alam semesta, sehingga kita akan mengerti tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Semakin kita mengerti rahasia alam semesta, maka semakin kita mengagumi kebesaran-Nya. Ungkapkan kekaguman anda dengan memuji-Nya dan bersyukur kepada-Nya, atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita semua. 

3. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Penegasan sekali lagi sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang!
Luar biasa bukan, kalimat ini ditegaskan hingga dua kali dalam satu surat pendek ini! Apa artinya? Bahwa alam semesta ini ada di dalam kekuasaan Dzat Maha Besar yang memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah adalah Dzat Maha Tinggi yang senantiasa akan melimpahkan kasih sayang dan ampunan kepada manusia yang bodoh dan lemah.
Oleh karena itu, jika pemahaman agama kita sampai pada kesimpulan bahwa Allah adalah Tuhan yang pemarah, penghukum, dan kejam, maka anda perlu berpikir ulang terhadap pemahaman anda! Ketika kita menyadari bahwa Allah sangat mengutamakan sifat kasih sayang, maka sebagai makhluk-Nya, kita wajib menebar kasih sayang kepada alam semesta ini. Berikan kasih sayang kepada orang tua kita, anak-anak kita, istri kita, keluarga kita, sahabat kita, tetangga kita, sesama manusia, sesama makhluk hidup, kepada lingkungan. Itulah hakikat Islam yang sebenarnya yaitu damai. 

4. Yang menguasai hari pembalasan.

Kita diingatkan oleh Allah akan adanya hari pembalasan setelah peristiwa kebangkitan. Meskipun Allah Maha Pengasih dan Penyayang, tentu Dia Maha Adil. Hakim seadil-adilnya! Kebaikan akan dibalas dengan nikmat surga, dan kejahatan akan dibalas dengan azab neraka.
Oleh karena itu Allah memperingatkan kita untuk berhati-hati dalam menjalani hidup di dunia ini. Jangan berlebihan, jangan sewenang-wenang, jangan berbuat jahat karena hidup kita tidak benar-benar berakhir dengan adanya kematian! Semua akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak!

5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Bahwa tidak ada yang patut disembah melainkan Allah dalam arti yang sebenar-benarnya. Tidak hanya menyembah selain Allah dalam konteks ibadah ritual, akan tetapi dalam kehidupan kita sehari-hari. Masih banyak di antara kita yang shalatnya rajin, akan tetapi dalam keseharian memilih untuk bertuhan kepada ego, uang, jabatan, dan popularitas.
Memohon pertolongan hanya kepada Allah semata. Bukan berarti kita harus menolak pertolongan dari manusia, makhluk hidup lain, atau alat-alat bantu. Akan tetapi segala pertolongan itu harus kita pahami sebagai kepanjangan tangan Allah. Sehingga dalam setiap pertolongan yang kita dapatkan tidak pernah lupa kita bersyukur kepada Allah dengan menebar kebaikan yang lebih luas lagi.  

6. Tunjukilah kami jalan yang lurus.

Manusia diciptakan Allah untuk mengarungi kehidupan dunia dengan berbagai godaan dan gangguan. Tentunya kita berharap dapat menjalani kehidupan itu di jalan yang benar, yang akan mengantar kita kepada Allah dalam keadaan baik. Tidak henti-hentinya kita panjatkan doa ini, sebagai bukti kelemahan kita ini di hadapan-Nya. Allah akan selalu membuka kebenaran demi kebenaran kepada hamba-Nya yang tulus ikhlas. Kita akan menyadari bahwa kebenaran yang kita pahami tidaklah mutlak, maka dari itu kita akan selalu haus mencari kebenaran.
Dengan demikian insya Allah kita akan terhindar dari sifat sombong, yang merasa paling tahu dan paling mengerti kebenaran, sehingga meremehkan yang lain bahkan menganggap sesat. 

7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Sebagian ahli tafsir menafsirkan kaum yang dimurkai adalah Yahudi, sedangkan kaum yang tersesat adalah Nasrani. Saya kurang sependapat dengan tafsir yang cenderung menyederhanakan permasalahan. Mudah saja tafsir ini digugurkan. Saya akan bertanya, bagaimana dengan umat Buddha? Umat Hindu? Atheis? Apakah Tuhan tidak menyadari masih ada umat-umat lain? Kenapa hanya Yahudi dan Nasrani? Maka dari itu mungkin ada penafsiran yang lebih tepat. Kaum yang dimurkai Allah berkaitan dengan perilaku buruk dan sewenang-wenang di dunia ini. Ini bisa termasuk umat Islam sendiri, yang mengaku Islam tapi perangainya sangat buruk. Tentu Allah akan murka terhadap orang-orang semacam ini. Begitu pula dengan orang-orang yang tersesat. Kesesatan bisa terjadi oleh karena kesombongan dan keengganan menggunakan akal pikirannya dengan baik sehingga menjadi bodoh. Sombong dan bodoh menjadikan orang mudah terjerumus pada kesesatan. Kesesatan pada manusia bisa dilihat dari buahnya. Ia akan merasa jauh dari Tuhan, bahkan menambah kedurhakaannya dengan mengingkari adanya Tuhan.
Maka dari itu orang yang dikatakan diberikan kenikmatan di sini adalah orang-orang yang benar-benar mengerti hakikat dalam berislam. Bukan Islam kulit luarnya saja, bukan pula orang yang hanya "berilmu Islam". Dengan demikian efeknya akan luar biasa. Ia akan menjadi merasa dekat dengan Allah. Hatinya akan tenteram damai. Pikirannya terbuka, kecerdasannya terasah. Sifatnya penyabar dan suka tolong menolong. Jujur, adil, dan tegas dalam melawan kejahatan di dunia ini. Itulah nikmat yang akan kita rasakan jika kita benar-benar tahu pesan Islam yang sesungguhnya, dan tentu saja.. menjalaninya dengan sepenuh hati karena rasa cinta kepada Dzat Yang Maha Mencintai umat manusia.. Allah Yang Maha Besar!

Mudah-mudahan dengan penjelasan yang singkat dan sederhana ini, kita bisa menyadari dan memahami petunjuk-petunjuk Allah, sehingga kita benar-benar menjadi manusia yang bermanfaat bagi semesta alam!

Allahu'alam ..


Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar