Minggu, 05 Februari 2012

nafsu dan hawa itu 2 hal yg berbeda

Oleh Mehdy Riza pada 4 Februari 2012 pukul 12:45
QS Anazi'at diterangkan bahwa nafsu itu harus di pisah dari hawa, nafsu harus di cegah dari hawa. "wa ammaa man khoofa maqooma robbihi wanahan nafsa 'anil hawaa fainnal jannata hiyal ma'waa" artinya "dan adapun orang yg takut akan kedudukan tuhannya dan mencegah nafsu dari hawa, maka sesungguhnya surga itulah tempatnya"
Di dalam ayat ini tidak menggunakan kalimat "tsumma" (artinya : kemudian), tetapi "langsung" yakni bila kamu pisahkan nafsu dari hawa maka surga-lah tempatnya, jadi 'langsung', tidak pakai 'kemudian'. tapi jika nafsu tidak dipisahkan dengan hawa maka 'neraka'.
Jadi antara hawa dengan nafsu itu adalah dua hal yang berbeda.

Adapun hawa itu mutlak jelek dan tidak memiliki tingkatan:
QS al jatsiyah "tidakkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa sebagai tuhannya"
QS al a'rof  "dan orang yg mengikuti hawanya, perumpamaannya laksana anjing"

Sedangkan nafsu itu ada tingkatannya:
1. Nafsu Amarah
QS yusuf "innan nafsa la-AMMAAROTUN bissuu-i" "sesungguhnya nafsu itu pasti perintah kepada kejelekan"
amarah artinya: perintah maksudnya perintah pada kejelekan.
Nafsu yg tingkat amaroh ini adalah nafu yg liar, tidak tahu benar dan salah, tidak tahu bedanya, semua halal. pedomannya "pokok hasil", tujuan menghalalkan segala cara yang penting hasil.
2. Nafsu Lawwamah

Apabila sudah kelihatan agak baik, sudah tahu bedanya benar dan salah, baik dan buruk, maka meningkat menjadi nafsu lawwaamah. 
Nafsu ini sudah tahu baik dan sudah tahu jelek, tapi dalam prakteknya masih sering pada jeleknya.

Secara bahasa, "lawwamah" artinya "tercela".
Contoh: Seseorang yang sudah tahu kalo puasa ramadhan itu diperintahkan untuk dilaksanakan, dan ia juga mampu menjalankannya, tapi ternyata dia tidak mau berpuasa, dan lalu mencari warung yang tersembunyi untuk makan atau minum. Nafsu ini masih malu juga, tapi sayang malunya hanya kepada manusia.
Sedangkan Nafsu Amaroh itu liar, di bulan ramadhon ia makan di tengah jalan pada siang hari.
QS al qiyamah "walaa uqsimu binafsil LAWWAAMAH "dan aku tidak bersumpah dgn nafsu lawwaamah (nafsu yg tercela)
3. Nafsu Shulfiyah
Nafsu Shulfiyah artinya nafsu yg bening, bersih. 
Jadi, meskipun masih mengerjakan keburukan tapi persentasinya masih banyak dalam kebaikan.
QS asy syamsi "qod aflaha man zakkaahaa" (shulfiyah artinya bersih, zaka artinya juga bersih) "sunguh2 beruntung orang yg membersihkan nafsunya"
Nafsu ini sdh bisa menjaga perbuatannya dari kejelekan tapi masih menggerutu.
Contohnya: Seseorang yang berdoa meminta 100 ribu, tapi ketika diberi Allah rejeki hanya 50 ribu, maka dia akan menggerutu.
4. Nafsu Muthmainnah
Muthmainnah itu maknanya tenang, tidak goncang.
Bagi orang yang berada di tingkatan Nafsu Muthmainnah, apabila menerima bermacam-macam cobaan, akan dihadapinya dengan tenang, menerima rejeki yamg besar ia tenang, dalam segala keadaan selalu dihadapi dengan tenang. dikritik tenang, di puji tenang, di puji tidak tingi hati, dicela tdk putus asa.
5. Nafsu Rodliyah
Tingkatan Rodiyah adalah nafsu yg sudah ridlo, ikhlas. ibadahnya ridlo ikhlas.
Seperti dlm kisah hamba yg tekun ibadah, maka nafsu rodliyahnya di uji. "hai fulan, setekun apapun kamu beribadah kepada Allah, maka kamu tetap tidak aku beri rejeki dan kamu tetap aku takdirkan menjadi orang miskin terus, dan nanti di akhiratpun kamu tetap dimasukkan neraka, tdk akan dimaukkan surga" bagaimana jawaban si hamba? " saya ini ibadah bukan karena surga, saya ibadah juga bukan karena neraka, tujuan saya hanyalah ridloNya Allah Taala. bila Allah ridlo saya masuk neraka maka itulah surga saya, tapi jika Allah
tidak ridlo, maka itulah neraka saya, terserah ridlonya Allah. 
Nabi Ibrohim yang dimasukkan lautan api tapi Allah ridlo maka tdk ada bahaya apa-apa."
6. Nafsu Mardliyah
QS fajri ayat 8 "yaa ayyatuhan nau MUTHMAINNAH irji'ii ilaa robbiki ROODLIYATAN MARDLIYYAH"
ayat ini menerangkan:
"yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah irji'ii" "wahai nafsu muthmainnah, kembalilah"

kembali kemana?

"ilaa robbiki" "kepada tuhanmu"
"roodliyatan mardliyyah" "dengan nafsu rodliyah dan mardliyah"

Nafsu Amaroh, Nafsu Lawwamah dan Nafsu Shulfiyah, tidak dipanggil oleh Allah, adapun yg dipangil adalah Nafsu Muthmainnah, karena tenang sehingga bisa mendengar panggilan Allah itu.
Nafsu Amaroh itu tuli sehingga tidak mendengar, ribut dengan urusan sendiri.
 Nafsu Amarah dan Lawwamah itu ribut dengan sendirinya sendiri, jadi sampai besok ya ribut terus.
7. Nafsu Kamilah 
"fadkhulii fii ibaadi wadkhulii jannatii" "maka masuklah didalam golongan hambaku"
mengaji dari kyai MM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar