CUPLIKAN BUKU DTM-37:
'Menjawab Tudingan KESALAHAN SAINTIFIK AL QUR'AN'
11 Oktober
2013 pukul 10:26
Agar bisa dibaca secara lebih runtut dan utuh, jawaban QUIZ
DTM-37 saya tulis ulang dalam note ini. Sekaligus untuk menghindari jangan
sampai sahabat DTM tidak sempat/ terlewat membaca jawaban penulis, karena di
dalam postingan tersebut cuplikannya tersembunyi di bagian komentar. Berikut
ini adalah cuplikan buku DTM-37, halaman 192-195. Salam.
----------------------------------------------------------------------------
TUDINGAN KEPADA AL QUR’AN:
Al Qur’an gagal menyinggung proses fotosintesis pada tanaman,
karena orang-orang Arab melihat di gurun dimana tanamannya langsung tumbuh
setelah hujan. Penulis Al Qur’an mengira air hujanlah yang membuat tanaman
tumbuh begitu saja. Padahal kita tahu air hanyalah sebagian saja dari
faktor-faktor yang menumbuhkan tanaman. Faktor lainnya adalah sinar matahari
yang menyebabkan terjadinya fotosintesis sehingga tanaman memperoleh makanan
untuk tumbuh besar dan berbuah. Ayat berikut ini adalah salah satu buktinya.
QS. Al Baqarah [2]: 22
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap, dan Dia menurunkan AIR (hujan) dari langit, lalu Dia
MENGHASILKAN dengan hujan itu segala BUAH-BUAHAN sebagai rezki untukmu. Karena
itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
JAWABAN:
Apakah yang menyebabkan suatu tanaman bisa hidup dan tumbuh di
lingkungan beratmosfer Bumi? Air dan tanahkah? Ataukah, sinar matahari? Mana
yang lebih substansial? Ternyata adalah air dan tanah. Atau, kalau diurutkan,
nomer satu air, nomer dua tanah, nomer tiga matahari.
Memang, keberadaan ketiga faktor itu secara simultan akan
menjadikan tanaman hidup dan tumbuh secara maksimal. Tetapi, tanpa air, tanaman
akan mati. Dan ini bersifat mutlak. Dengan ada air, meskipun tanpa tanah dan
sinar matahari, tanaman masih bisa hidup dan tumbuh. Tanaman hidroponik adalah
tanaman yang tumbuh tanpa media tanah. Cukup dengan media air. Tanah
dibutuhkan, lebih dikarenakan unsur-unsur hara yang ada di dalamnya.
Bahkan penemuan terbaru yang sangat menarik adalah: tanaman bisa
hidup dan tumbuh tanpa sinar matahari. Para peneliti di Karlshure Institute of
Technology, Jerman telah membuktikan hal itu. Mereka berhasil mengembangkan
cara bagi tanaman untuk bisa tumbuh dalam keadaan gelap gulita.
Caranya adalah menggantikan sinar matahari dengan zat kimia
bernama 15 Eaphycocyanobilin.
Dengan diberi zat ini, tanaman akan berperilaku seperti memperoleh sinar
matahari, dan bisa melakukan proses ‘fotosintesis’ di dalam kegelapan. Mereka
bisa memproduksi daun, bunga, dan buah-buahan.
Karena, ternyata peran sinar matahari dalam proses fotosintesis
adalah untuk mengaktifkan fotoreseptor di dalam tanaman. Dan fotoreseptor itu
akan mengaktifkan molekul phytochromobilin yang berperan penting pada proses
fotosintesis.
Jadi, itulah sebabnya Al Qur’an tidak menjelaskan hubungan
langsung antara sinar matahari dengan pertumbuhan tanaman. Karena, sinar
matahari itu memang bukan penyebab utama bagi hidup dan tumbuhnya tanaman.
Al Qur’an dengan sangat jitu menyebut penyebab utama hidup dan
tumbuhnya tanaman adalah air sebagaimana diceritakan dalam banyak ayat. Namun
demikian, Al Qur’an juga menyebut peran tanah dan matahari, tetapi dalam jumlah
yang tidak banyak. Diantaranya adalah ayat-ayat berikut ini.
QS. Al A’raaf [7]: 57-58
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita
gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah
membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami
turunkan HUJAN di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu
pelbagai macam BUAH-BUAHAN. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang
telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
Dan TANAH yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh SUBUR dengan
seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh
merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi
orang-orang yang bersyukur.
QS. An Naba’ [78]: 13-16
Dan Kami jadikan PELITA yang amat terang (MATAHARI)
dan Kami turunkan dari awan air yang tercurah banyak
Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan
tumbuh-tumbuhan
Dan kebun-kebun yang lebat.
Jadi, tudingan mereka terhadap ketidak ilmiahan Al Qur’an itu
telah dijawab dengan telak oleh Al Qur’an (ayat qauliyah) dan hasil penelitian
mutakhir (ayat kauniyah). Ternyata, bukan Al Qur’an yang salah secara
saintifik, melainkan mereka yang belum memiliki ilmunya dan terlalu
tergesa-gesa dalam melakukan tudingan.
Wallahu a’lam bishsawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar