Sabtu, 12 Oktober 2013

~ TENTANG HUJAN YANG MENUMBUHKAN TANAMAN ~

CUPLIKAN BUKU DTM-37:
'Menjawab Tudingan KESALAHAN SAINTIFIK AL QUR'AN'
11 Oktober 2013 pukul 10:26

Agar bisa dibaca secara lebih runtut dan utuh, jawaban QUIZ DTM-37 saya tulis ulang dalam note ini. Sekaligus untuk menghindari jangan sampai sahabat DTM tidak sempat/ terlewat membaca jawaban penulis, karena di dalam postingan tersebut cuplikannya tersembunyi di bagian komentar. Berikut ini adalah cuplikan buku DTM-37, halaman 192-195. Salam.
----------------------------------------------------------------------------

TUDINGAN KEPADA AL QUR’AN:

Al Qur’an gagal menyinggung proses fotosintesis pada tanaman, karena orang-orang Arab melihat di gurun dimana tanamannya langsung tumbuh setelah hujan. Penulis Al Qur’an mengira air hujanlah yang membuat tanaman tumbuh begitu saja. Padahal kita tahu air hanyalah sebagian saja dari faktor-faktor yang menumbuhkan tanaman. Faktor lainnya adalah sinar matahari yang menyebabkan terjadinya fotosintesis sehingga tanaman memperoleh makanan untuk tumbuh besar dan berbuah. Ayat berikut ini adalah salah satu buktinya.

QS. Al Baqarah [2]: 22
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan AIR (hujan) dari langit, lalu Dia MENGHASILKAN dengan hujan itu segala BUAH-BUAHAN sebagai rezki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

JAWABAN:
Apakah yang menyebabkan suatu tanaman bisa hidup dan tumbuh di lingkungan beratmosfer Bumi? Air dan tanahkah? Ataukah, sinar matahari? Mana yang lebih substansial? Ternyata adalah air dan tanah. Atau, kalau diurutkan, nomer satu air, nomer dua tanah, nomer tiga matahari.

Memang, keberadaan ketiga faktor itu secara simultan akan menjadikan tanaman hidup dan tumbuh secara maksimal. Tetapi, tanpa air, tanaman akan mati. Dan ini bersifat mutlak. Dengan ada air, meskipun tanpa tanah dan sinar matahari, tanaman masih bisa hidup dan tumbuh. Tanaman hidroponik adalah tanaman yang tumbuh tanpa media tanah. Cukup dengan media air. Tanah dibutuhkan, lebih dikarenakan unsur-unsur hara yang ada di dalamnya.

Bahkan penemuan terbaru yang sangat menarik adalah: tanaman bisa hidup dan tumbuh tanpa sinar matahari. Para peneliti di Karlshure Institute of Technology, Jerman telah membuktikan hal itu. Mereka berhasil mengembangkan cara bagi tanaman untuk bisa tumbuh dalam keadaan gelap gulita.

Caranya adalah menggantikan sinar matahari dengan zat kimia bernama 15 Eaphycocyanobilin. Dengan diberi zat ini, tanaman akan berperilaku seperti memperoleh sinar matahari, dan bisa melakukan proses ‘fotosintesis’ di dalam kegelapan. Mereka bisa memproduksi daun, bunga, dan buah-buahan.

Karena, ternyata peran sinar matahari dalam proses fotosintesis adalah untuk mengaktifkan fotoreseptor di dalam tanaman. Dan fotoreseptor itu akan mengaktifkan molekul phytochromobilin yang berperan penting pada proses fotosintesis.

Jadi, itulah sebabnya Al Qur’an tidak menjelaskan hubungan langsung antara sinar matahari dengan pertumbuhan tanaman. Karena, sinar matahari itu memang bukan penyebab utama bagi hidup dan tumbuhnya tanaman.

Al Qur’an dengan sangat jitu menyebut penyebab utama hidup dan tumbuhnya tanaman adalah air sebagaimana diceritakan dalam banyak ayat. Namun demikian, Al Qur’an juga menyebut peran tanah dan matahari, tetapi dalam jumlah yang tidak banyak. Diantaranya adalah ayat-ayat berikut ini.

QS. Al A’raaf [7]: 57-58
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan HUJAN di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam BUAH-BUAHAN. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

Dan TANAH yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh SUBUR dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

QS. An Naba’ [78]: 13-16
Dan Kami jadikan PELITA yang amat terang (MATAHARI)
dan Kami turunkan dari awan air yang tercurah banyak
Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan
Dan kebun-kebun yang lebat.

Jadi, tudingan mereka terhadap ketidak ilmiahan Al Qur’an itu telah dijawab dengan telak oleh Al Qur’an (ayat qauliyah) dan hasil penelitian mutakhir (ayat kauniyah). Ternyata, bukan Al Qur’an yang salah secara saintifik, melainkan mereka yang belum memiliki ilmunya dan terlalu tergesa-gesa dalam melakukan tudingan.

Wallahu a’lam bishsawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar