QS Al Ankabuut [29] : 46
"Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan
dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang lalim di antara
mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang
diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu
adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri"
Suatu hari saya bertemu dengan seorang misionaris Kristen. Sebagai
seorang muslim yang baik, tentu saja saya harus bersikap baik, sopan, dan penuh
penghormatan terhadapnya. Kami memulai sebuah pembicaraan seputar teologi,
hingga ia melontarkan sebuah pertanyaan:
"Apakah umat Islam itu jalannya belum lurus? Mengapa setiap
hari ketika shalat selalu berdoa agar ditunjukkan jalan yang lurus?"
Saya hanya tersenyum mendengarkan pertanyaan itu. Sebenarnya
inilah salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan oleh para misionaris.
Entah itu karena memang mereka tidak tahu, atau hanya bertujuan melemahkan iman
umat Islam.
Inilah ayat dalam Al Qur'an yang sering mereka permasalahkan :
QS Al Fatihah [1] : 5-6
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon pertolongan. TUNJUKKANLAH KEPADA KAMI JALAN YANG LURUS..
"
Di sini saya ingin berbagi kepada sahabat JERNIH, bagaimana
menjawab pertanyaan yang "gampang-gampang susah" ini, dengan tepat,
masuk akal, dan tentunya yang lebih penting adalah tidak menyakiti perasaan
lawan bicara kita.
Saya minta kepada si misionaris untuk membacakan sebuah ayat dari
Alkitab, yaitu kitab sucinya sendiri.
"Anda hafal Doa Bapa Kami dari Injil Lukas 11: 2-4?"
Ia menjawab : "Tentu saja!"
Dan ia mulai membacanya dengan lantang :
Injil Lukas 11 : 2-4
"Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah
nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. BERIKANLAH KAMI SETIAP HARI MAKANAN KAMI YANG
SECUKUPNYA dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap
orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan".
Kemudian saya berbalik tanya kepada dia: "Kalau begitu apakah
umat Kristen setiap hari kelaparan dan tidak cukup makanan?"
Misionaris itu tersenyum kecut. Kemudian tampak kebingungan
menjawab. Segera saya menjelaskan apa makna di balik doa umat Islam agar selalu
ditunjukkan kepada jalan yang lurus.
QS Al Fatihah [1] : 5-6
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus.."
Tentu saja ini adalah sebuah doa. Doa yang menggambarkan
kerendahan diri kita di hadapan Sang Pencipta. Kita menyadari bahwa kita
hanyalah manusia biasa yang lemah tak berdaya, dan tidak bisa lepas dari
kesalahan dan dosa. Iman dalam diri kita ini setiap harinya naik turun, tidak
ubahnya seperti kurs mata uang dunia. Hari ini bisa saja diri kita ini berada
di "jalan yang lurus", akan tetapi apakah kita berani menjamin bahwa
besok kita akan tetap berada di "jalan surga" tersebut? Lagi pula
siapa sih diri kita ini bisa bersikap sombong seolah-olah kita tahu bahwa jalan
kita sekarang ini adalah jalan yang lurus?
QS Luqman [31] : 18
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri."
Kita telah diberikan seperangkat petunjuk oleh Allah untuk
mencapai kebenaran, namun kebenaran sejati hanyalah milik Allah saja. Apa yang
kita lakukan saat ini hanyalah upaya untuk mendekati kebenaran sejati. Akan
tetapi kita tidak akan pernah tahu kebenaran sejati itu seperti apa. Maka dari
itu, dengan segala kerendahan hati, dan kesadaran bahwa kita ini adalah makhluk
yang lemah, kiranya sudah sepatutnya kita tidak henti-hentinya memohon kepada
Yang Maha Memberi Petunjuk, agar selalu dibimbing-Nya dengan hikmat
kebijaksanaan dan kasih sayang untuk selalu berada dalam "shirataal mustaqiim" alias
"Jalan yang lurus."
Insya Allah ...
Allahu'alam ..
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar