oleh Agus Mustofa pada 4 Agustus 2012 pukul 6:58
Al
Qur’an bercerita tentang adanya hari pengadilan kelak. Saat itu manusia akan
menerima balasan atas segala kebaikan maupun kejahatannya. Dalam cerita klasik,
kita diberi gambaran tentang proses pengadilan yang berjalan secara manual.
Didatangkan saksi-saksi, dan diberikan buku amalannya, serta dikalkulasi neraca
pahala dan dosanya.
Namun
kalau kita mau mencoba memahaminya secara saintifik, kita bakal memperoleh
gambaran yang lebih menakjubkan terhadap peristiwa itu. Bahwa pengadilan itu
akan berlangsung dengan sangat modern, dikarenakan adanya rekaman alam semesta
terhadap segala perbuatan kita. Seluruh rekaman perbuatan kita bakal diputar ulang
untuk kita saksikan sendiri. Baik yang ada di dalam otak kita, di untaian
genetika sel-sel kita, maupun di alam semesta.
Ingatan
di otak yang sudah terpendam lama pun bakal dibuka oleh-Nya. Sebagaimana
dijelaskan Allah dalam ayat berikut ini, bahwa saat itu manusia akan bisa
mengingat segala perbuatannya dengan jelas.
QS. Ath
Thaariq [86]: 9
Pada hari itu ditampakkan segala rahasia’’
QS. An
Naazi’aat [79]: 35
Pada hari itu manusia teringat segala yang telah dikerjakannya.’’
Ya,
tidak ada lagi rahasia karena hasil rekaman seluruh perbuatan bukan hanya bisa
kita ingat secara personal, melainkan akan diungkapkan kepada khalayak secara
terbuka. Bahkan disertai saksi-saksi yang terkait dengan peristiwanya.
QS. Huud
[11]: 103.
’’….Hari kiamat itu adalah hari dimana semua manusia dikumpulkan
untuk (diadili). Dan hari itu adalah hari yang disaksikan (oleh siapa saja).
Ibarat
sebuah komputer dengan kemampuan tak terkira besarnya, yang layarnya bisa
menampilkan windows secara
multi-tasking.
Rekaman seluruh manusia bisa diakses sendiri-sendiri, maupun diakses
bersama-sama. Layarnya adalah ruang tiga dimensi dimanapun kita berada, seperti
saat menonton film hologram.
QS. Az Zumar [39]: 69
Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar)
dengan cahaya Tuhannya. Dan diberikanlah kitab (hasil rekaman perbuatan
mereka). Dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi serta diberi keputusan
diantara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.
Proses
pengadilan bakal berlangsung sangat cepat dan modern. Bukan seperti jalannya
pengadilan konvensional, satu per satu dan menghabiskan waktu yang sangat lama.
QS. Al
Israa’ [17]: 14
"Bacalah kitabmu. Cukuplah dirimu sendiri yang menghitung
segala perbuatanmu, pada hari ini."
Alam
semesta memang sudah merekam segala peristiwa yang terjadi di dalamnya dari
detik ke detik. Rekaman itu terjadi dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang
‘mengambang‘ di semesta, dimana pun kita berada. Setiap perbuatan kita,
ternyata tak lebih dari dinamika medan gelombang elektromagnetik yang
memunculkan ‘bekas-bekas’ pada ruang alam semesta. Ibarat kita sedang merekam
sebuah aksi drama ke dalam keping VCD atau DVD saja layaknya.
Kenapa
sekarang kita belum bisa melihatnya? Karena kemampuan mata kita saja yang
terbatas. Namun, ketika tabirnya dibuka oleh Allah, manusia bakal bisa melihat
dan mendengar dengan jelas seluruhnya. Hal itu diinformasikan oleh Al Qur’an:
QS. Qaaf
[50]: 22
‘’Sesungguhnya, kamu berada dalam keadaan lalai dari hal ini.
Maka Kami singkapkan tabir dari pandangan matamu, sehingga penglihatanmu pada
hari itu amatlah tajam.’’
QS.
Maryam [19]: 38
“Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya
penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang
zalim pada hari ini berada dalam kesesatan yang nyata.’’
Maka,
sungguh benar firman Allah, bahwa setiap saat kita selalu diawasi oleh dua
malaikat yang kita kenal sebagai Raqib dan Atid itu. Dimana pun kita berada tak
pernah tak diawasi. Di dalam kamar saat sendirian. Di tempat kerja dalam ruang
yang tertutup. Di hotel-hotel dan tempat pertemuan rahasia. Allah selalu
mengawasi kita lewat mekanisme optikal yang sangat canggih. Bahkan, bisikan
hati kita pun telah didengar-Nya, karena sesungguhnya Dia sudah begitu dekatnya
dengan diri kita. Lebih dekat daripada urat leher kita sendiri.
QS. Qaaf
[50]: 16
''Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui
apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat
lehernya.’’
Wallahu
a’lam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar