Tidak sedikit ayat Al Qur’an yang menginformasikan
bahwa alam semesta ini sebenarnya tidak hanya terdiri dari satu ruang saja. Kitab
suci ini memberikan ‘clue’, bahwa alam semesta terdiri dari banyak ruang, mulai
dari yang berdimensi rendah sampai yang berdimensi tinggi, yang disebut sebagai
langit bersaf tujuh.
-------------------------------------------------------------------------------------
Teori-teori Kosmologi mutakhir mengarah kepada keberadaan alam
berdimensi lebih tinggi. Awalnya, hal ini dipicu oleh kegagalan teori Einstein dalam
skala mikrokosmos, dan tak berlakunya teori kuantum dalam skala makrosmos. Einstein
berpendapat bahwa gaya gravitasi hanya berlaku pada benda-benda besar seperti planet,
bintang dan galaksi. Serta tidak berlaku pada partikel-partikel. Tetapi, ternyata
di skala mikrokosmos, gaya gravitasi malah bertambah besar seiring dengan massa
yang terkonsentrasi. Contohnya, adalah apa yang terjadi pada black hole.
Teori lama mengalami kesulitan memprediksi apa yang terjadi
di dalam black hole, karena tak memiliki perangkat memadai untuk memahaminya.
Seluruh gaya – nuklir lemah, nuklir kuat, dan elektromagnetik – runtuh dan tersedot
ke dalam black hole, tetapi gaya gravitasi tidak. Justru, gravitasi black
hole menjadi semakin berlipat ganda ketika ukurannya menjadi semakin kecil.
Sehingga, berbagai materi bahkan cahaya yang melintas di dekatnya pun ‘dimakan’
olehnya.
Meningkatnya gaya gravitasi di sekitar black hole itulah
yang menjadi clue bagi teori kosmologi mutakhir bahwa alam semesta ini kemungkinan
besar memiliki ruang-ruang berdimensi lebih tinggi. Karena, gravitasi yang terpusat
kuat di dalam black hole itu bisa menjadi faktor yang membuat ‘melar’ ruang tiga dimensi menjadi empat dimensi.
Dan empat dimensi menjadi dimensi-dimensi kelima, keenam, dan seterusnya yang lebih
tinggi.
Dikarenakan seluruh gaya nuklir dan elektromagnetik runtuh
di black hole, maka sangat dimungkinkan berbagai peristiwa yang tersedot ke dalam lubang hitam itu runtuh terjebak disini.
Kecuali, gaya gravitasi yang memang bisa lolos ke alam lain - yang paralel maupun
yang berdimensi lebih tinggi. Ringkasnya, dalam penjelasan yang sederhana, black
holebisa menjadi semacam pintu untuk memasuki alam berdimensi lebih tinggi.
Meskipun, sampai sekarang tidak dimungkinkan untuk dilewati oleh materi dan energi.
Karena, begitu ada materi dan energi masuk ke dalamnya, ia akan runtuh dan tak bisa
keluar lagi.
Lantas, apa yang bisa keluar-masuk melalui black hole
itu? Adalah arus informasi. Dengan mengendarai gaya gravitasi, sejumlah informasi
bisa keluar-masuk menembus alam-alam berdimensi tinggi. Dan inilah clue yang
digambarkan oleh Al Qur’an tentang adanya arus informasi yang menembus alam lintas
dimensi itu.
QS. As Sajdah [32]: 5-6
Dia mengatur urusan (informasi/ peristiwa)
dari langit ke bumi, kemudian (informasi) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang
kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu. Yang demikian itu ialah Tuhan Yang
mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
Sistem informasi adalah entitas yang bisa ‘mengendarai’ apa
saja, termasuk materi, energi, ruang, waktu, dan gaya-gaya alam semesta. Dalam skala
kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat banyak contohnya. Yang paling sederhana,
adalah apa yang terjadi saat kita berkirim surat. Kertas surat sekedar menjadi media
bagi perasaan yang kita tuangkan di atas kertas itu dalam bentuk susunan kalimat
yang bermakna. Saya kira, Anda bisa ‘merasakan’ bahwa kertas dan makna yang terkandung
di dalam susunan kalimat itu adalah dua entitas yang berbeda.
Kertas adalah media, alias benda mati. Tetapi perasaan atau
makna yang kita tuangkan lewat kalimat-kalimat indah itu adalah informasi yang mewakili
sesuatu yang hidup. Karena, informasi itu keluar dari pikiran dan perasaan yang
hidup. Ada pesan yang terkandung di dalamnya. Ada suasana batin yang mengharu biru.
Ada rasa bahagia, rasa sedih ataupun nestapa. Ada arus informasi yang ditransfer
oleh penulis surat kepada pembaca di seberang sana, dengan ‘mengendarai’ media kertas.
Tentu saja, sistem informasi itu bukanlah kertas, dan kertas itu bukanlah sistem
informasi.
Di era modern ini, berkirim surat tidak hanya dengan menggunakan
media kertas yang ‘material’. Melainkan bisa juga menggunakan media gelombang elektromagnetik,
yang ‘energial’. Perasaan Anda bisa Anda tuangkan ke dalam SMS, dan kemudian dikirimkan
dengan ‘mengendarai’ gelombang pemancar HP ke partner Anda di seberang sana. Ini
juga yang terjadi saat Anda bertelepon menggunakan suara. Ataupun, saat Anda mendengarkan
informasi dari seorang penyiar radio dan televisi.
Materi dan energi hanyalah sekedar media yang mati belaka.
Dan menjadi ‘kendaraan’ bagi sistem informasi atau makna yang ingin disampaikan
kepada ‘sesuatu yang hidup’ dan berkecerdasan di seberang sana. Sama dengan alam
semesta, seluruh materi, energi, ruang dan waktu ini hanyalah media atau kendaraan
belaka bagi sistem informasi yang datang dari Subyek yang hidup dan berkecerdasan,
di ‘balik’ realitas alam semesta.
Dia Yang Maha Hidup dan Maha Cerdas itu sedang ‘berkirim surat’
kepada makhluk hidup dan berkecerdasan pula, lewat kode-kode alias tanda-tanda yang
dihamparkan-Nya. Sayangnya, ada yang bisa membaca informasi itu dan ada yang tidak
bisa membacanya. Atau, bahkan tak sedikit yang tidak mempedulikannya. Karena, mereka
hanya sibuk membahas medianya, tetapi tak memperhatikan informasinya. Ibarat orang
yang sibuk mengagumi indahnya kertas surat dan warna tinta, tetapi lupa membaca
dan memahami pesan yang ditulis untuknya.
QS. Yusuf [12]: 105
Dan banyak sekali tanda-tanda di langit
dan di bumi yang mereka lalui, namun mereka berpaling darinya (tak mempedulikannya).
Kalimat KUN yang kita bahas di notes sebelumnya adalah sistem
informasi yang mengurai menjadi berbagai ayat-ayat Allah di alam semesta. Menjadi
miliaran peristiwa di langit maupun di Bumi. Mengendarai materi, mengendarai energi,
mengendarai ruang dan waktu, agar bisa dibaca oleh makhluk hidup yang berkecerdasan
ciptaan-Nya, diantaranya adalah jin dan manusia.
Merekalah makhluk yang memiliki ruh yang hidup dan menghidupkan.
Dimana ruh itu juga berisi sistem informasi - sifat-sifat ilahiah - yang bisa menerjemahkan
‘rasa’ yang terkandung di dalam realitas alam semesta. Yang bisa merasa sedih, terharu
dan bahagia. Yang bisa merasakan takjub, kagum dan terpesona. Serta, merasakan indahnya
interaksi dengan Sang Penulis yang telah meng-create berjuta peristiwa di
alam semesta untuknya. Bukan sekedar sibuk memahami materi dan energi yang entitas
mati belaka.
QS. Luqman [31]: 20
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya
Allah telah menundukkan untukmu segala yang di langit dan yang di bumi, serta menyempurnakan
untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang
Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penjelasan.
QS. Luqman [31]: 29
Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya
Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia
tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan,
dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS. An Nahl [16]: 79
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung
yang dimudahkan terbang di angkasa bebas.Tidak ada yang menahannya selain Allah.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.
QS. Luqman [31]: 27
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi
pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) sesudah
(kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah
itu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Wallahu a’lam bissawab
~ salam ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar