Sabtu, 11 Juni 2016

[7] – APAKAH ANDA TERMASUK KATEGORI ORANG BERIMAN?

Seorang kawan bertanya: “Apakah Anda termasuk kategori orang beriman?
Dengan tegas saya jawab: “iya”.
Kawan yang lain nyeletuk: “Hanya Allah yang tahu, apakah Anda beriman ataukah tidak”.

Manakah yang benar, kita harus “mengusahakan” proses keimanan kita ataukah “memasrahkan” proses keimanan itu kepada Allah?
Dua-duanya benar. Keimanan adalah proses yang harus disengaja. Bukan sekedar pemberian dari Allah. Dimana kita hanya “pasrah bongkokan” menunggu datangnya keimanan.

Keimanan adalah keyakinan. Keyakinan adalah hasil dari proses pembelajaran dan pemahaman yang panjang. Jatuh bangun selama bertahun-tahun, dalam perjuangan yang istiqomah. Bergelimang peluh dan air mata. Bahkan cucuran darah. Orang yang berproses dalam perjuangan yang demikian, insya Allah keimanannya berakar kuat dalam sanubarinya.

Berbeda dengan orang yang pasrah bongkokan “menunggu” datangnya “hidayah”. Mereka tidak melakukan perjuangan. Melainkan bermalas-malasan menunggu di sudut ruang hidupnya. Berharap belas kasih dari Allah yang memang Maha Pemurah. Tetapi, sekali lagi: tanpa perjuangan. Cuma menadahkan tangan.

Puluhan ayat Al Qur’an memerintahkan perjuangan dalam hidup ini. Termasuk memperjuangan keimanan. Allah menyebut para pejuang kehidupan itu sebagai mujahid. Dan kalau mati dalam perjuangan disebut mati syahid. Bukan hanya dalam perang. Tetapi di semua lini kehidupan. Mulai dari diri sendiri dalam bentuk meningkatkan kualitas keyakinan alias keimanan. Dilanjutkan dengan menjaga, menafkahi, mendidik keluarga. Dan diteruskan dengan memberikan manfaat kepada lingkungan dan umat secara keseluruhan.

Proses keimanan adalah proses perjuangan. Bukan pasrah bongkokan. Yang karenanya, Allah menghargai para pejuang itu dengan “harga mahal”: surga penuh kenikmatan. Persis seperti yang diajarkan Allah dalam ayat berikut ini.

Qs. Ali Imran (3): 142
“Apakah kamu MENGIRA bahwa kamu akan masuk SURGA, padahal belum terbukti bagi Allah orang-orang yang berjihad (berjuang secara istiqomah) diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar (dalam perjuangannya).”

Surga bukan diperoleh hanya dengan menadahkan tangan kepada Allah. Meskipun Allah Maha pemurah. Tetapi, harus diperjuangkan dengan sengaja dan istiqomah. Apalagi menadahkan tangan sambil bermalas-malasan. Allah tidak suka.

Maka, kembali ke pertanyaan di awal kajian kita kali ini: “Apakah Anda termasuk orang yang beriman?” Dengan tegas saya jawab: “iya”. Bukan karena sombong merasa sudah beriman, melainkan “berkomitmen” untuk berjuang sepenuh hati di jalan Allah. Karena, inti dari keimanan itu sebenarnya adalah “komitmen” yang didasarkan pada kepahaman dan keyakinan atas kebenaran agama ini. Bahwa Allah Maha Mengetahui atas kualitas keimanan kita, itu adalah benar adanya. Namun Allah juga meminta ketegasan kita, apakah kita “meyakini” kebenaran agama ini? Dan kemudian “berkomitmen” untuk memperjuangkannya secara personal maupun sosial. Secara moral maupun spiritual.

Maka, kalau Anda ditanya seperti itu: “Apakah Anda termasuk orang beriman ataukah tidak”, apa jawaban Anda? Mudah-mudahan Anda akan dengan tegas dan bangga mengatakan bahwa Anda berada di barisan orang-orang beriman. Orang-orang yang memiliki komitmen jelas untuk memperjuangkan kualitas keberagamaan Anda. Sekaligus ingin menjadi orang yang bermanfaat sebesar-besarnya bagi kemaslahatan umat di dalam ridha Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bagaimana menurut Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar